Home Internasional Tengah Tegang Soal Ukraina, Putin & Biden Dijadwalkan Gelar Dialog

Tengah Tegang Soal Ukraina, Putin & Biden Dijadwalkan Gelar Dialog

Moskow, Gatra.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin akan menggelar dialog secara daring melalui konferensi video. Dialog ini akan dilangsungkan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Rusia terkait penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina yang dipandang Barat berpotensi menjadi invasi.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengkonfirmasi rencana tersebut akan berlangsung pada Selasa (07/12) mendatang. Peskov menambahkan "bahwa Putin akan memutuskan sendiri berapa lama pembicaraan tersebut akan berlangsung.

Baca jugaGegara ini Biden Ancam Putin: Bersiaplah! | Internasional

Baca juga Biden Undang Jokowi, Putin Dialog Dalam Pertemuan Daring

Sementara itu, Gedung Putih belum memberikan komentar terkait pernyataan pihak Kremlin tersebut. Sebelumnya Pejabat intelijen AS melaporkan Rusia telah memusatkan sekitar 70.000 tentaranya di dekat perbatasan dengan Ukraina dan mulai merencanakan kemungkinan invasi sekitar awal tahun depan.

Merespons potensi invasi dari Rusia, negara-negara Barat mengambil langkah mempersenjatai Ukraina dan melakukan latihan milter bersama di wilayah tersebut lebih intens dari sebelum. Di samping itu, juga akan menerapkan sanksi kepada Rusia yang diperkirakan akan berdampak serius terhadap ekonomi Rusia.

"Apa yang saya lakukan adalah menyusun sesuatu yang saya yakini akan menjadi serangkaian kebijakan paling komprehensif dan berdampak sangat sulit bagi Putin untuk melanjutkan upaya yang dikhawatirkan oleh banyak pihak," ujar Presiden Joe Biden.

Baca jugaPutin Terbang ke Jenewa untuk Bertemu Joe Biden - Gatra.com 

Baca jugaKadyrov Kepada Biden: Jadilah Laki-Laki! Bicara pada Putin!

Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov mengatakan Rusia bisa saja melancarkan serangan pada bulan depan mengingat jumlah pasukan Rusia di dekat Ukraina dan di Krimea diperkirakan telah mencapai 94.300 personel.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, baru-baru ini menuduh sekelompok orang Rusia dan Ukraina berencana melakukan kudeta di negaranya. Dirinya mengatakan bahwa kelompok itu mencoba meminta bantuan orang terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov.

Pihak Kremlin dan Akhmetov membantah segala yang dituduhkan oleh Ukraina. Kendati demikian, akhir-akhir ini Rusia semakin eksplisit dalam memberikan peringatan kepada Ukraina dan Amerika Serikat. Sementara itu, Biden juga memiliki jadwal tentatif pada pekan depan untuk mengadakan pembicaraan dengan Zelenskyy.

Kremlin mengatakan pada Jumat (03/12) lalu bahwa selama dialog dengan Biden, Putin akan menuntut jaminan agar NATO tidak melakukan ekspansi ke Ukraina, terlebih menerimanya dalam keanggotaan NATO.

Baca jugaOposan Putin Ditetapkan sebagai Tahanan Ekstremis dan ...

Baca jugaTerkait Biden, Warga AS Minta Maaf Melalui Dubes Rusia

Di sisi lain, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS akan berkoordinasi dengan sekutunya di Eropa jika keputusan penjatuhan sanksi kepada Rusia dilanjutkan. Dia pun menyinggung pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014 lalu, wilayah semenanjung Laut Hitam yang telah berada di bawah kendali Ukraina sejak tahun 1954.

Selain itu, Psaki pun mengatakan bahwa Rusia turut mendukung gerakan separatis di Ukraina timur dalam konflik yang telah berlangsung selama tujuh tahun terakhir dan telah menelan lebih dari 14.000 korban jiwa.

“Kami tahu apa yang telah dilakukan Presiden Putin di masa lalu,” kata Psaki. 

124