Home Pendidikan Lima Daerah Ini Ditunjuk Sebagai Akselerator Kemajuan Vokasi

Lima Daerah Ini Ditunjuk Sebagai Akselerator Kemajuan Vokasi

Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membentuk akselerator daerah yang berbasis kemitraan antara vokasi dan industri. Lima daerah yang dipilih yakni Medan, Pekanbaru, Banjarmasin, Labuan Bajo, dan Kolaka. 
 
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto menjelaskan, kerjasama kelima daerah tersebut akan diberi tajuk program Menara Vokasi. Fokus pembentukan akselerator daerah tersebut mengacu pada program destinasi super prioritas dan pembangunan ekonomi di kawasan 3T. 
 
"Seperti di wilayah Toba, Sumatera Utara dan Labuan Bajo, NTT yang membutuhkan SDM terampil untuk pengembangan kawasan wisata. Peluang ini tentunya dapat diisi oleh para lulusan vokasi yang merupakan putra-putri daerah setempat," kata Wikan dalam peluncuran Menara Vokasi secara daring, Selasa (7/12).
 
Wikan juga berpesan, untuk daerah yang menjadi akselerator kemitraan agar terus mengedepankan komitmen bersama dalam mewujudkan pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri serta relevan dengan pembangunan, baik di daerah maupun di skala nasional. 
 
"Vokasi tidak mungkin berjalan sendiri. Link and match, untuk bisa link mungkin tidak sulit, tapi untuk match ini masih menjadi tantangan. Kita harus tinggalkan cara tradisional, jangan kita mendidik dengan keyakinan sendiri yang ternyata sudah tidak relevan dengan kebutuhan industri yang kebaruannya begitu cepat," tutur Wikan.
 
Sementara ditambahkan Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Saryadi,  akan ada lima perguruan tinggi vokasi yang ditunjuk untuk menjadi pengampu program yang berperan sebagai penggerak di setiap wilayah, yaitu Politeknik Negeri Medan (Medan), Politeknik Negeri Bengkalis (Riau), Politeknik Negeri Banjarmasin (Banjarmasin), Politeknik eL Bajo Commodus (Labuan Bajo), dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (Kolaka).
 
Nantinya, para Politeknik yang ditunjuk tersebut harus berperan sebagai satuan pendidikan yang aktif bergerak dan melibatkan unsur satuan pendidikan lainnya, seperti SMK dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). 
 
"Dari pertemuan dan forum diskusi kemudian terbentuklah berbagai kerja sama dalam bentuk nota kesepahaman atau MoU dan MoA," tandasnya.

 

216