Home Keuangan Ini Tujuan BEI Wajibkan Perusahaan Terapkan ESG

Ini Tujuan BEI Wajibkan Perusahaan Terapkan ESG

Jakarta, Gatra.com – Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Bursa Efek Indonesia (BEI), Ignatius Denny Wicaksono, mengatakan, kewajiban perusahan tercatat di bursa menyusun sustainability report dan sustainability action plan merupakan upaya BEI mendorong perusahaan menerapkan Environmental, Social, & Governance (ESG).

“[Ini] bisa dilihat sebagai langkah punishment oleh BEI untuk mendorong perusahaan menerapkan ESG,” kata Denny ketika menjadi narasumber dalam webinar Indonesia Social Investment Forum 2021 (ISIF 2021) pada Selasa (7/12).

BEI mewajibkan perusahaan melakukan ketentuan tersebut untuk meminimalkan risiko investor berinvestasi. BEI juga mengembangkan berbagai tool untuk mengukur penerapan ESG perusahaan.

Menurutnya, output dari tool yang dikembangkan oleh BEI dalam mengukur penerapan ESG oleh perusahaan, berupa ESG risk rating yang akan memudahkan investor memilih perusahaan untuk berinvestasi.

Denny mengungkapkan, investor akan memilih perusahaan dengan ESG risk rating terendah untuk meminimalkan risiko berinvestasi. ESG risk rating dimulai dari skala 0-10 (negligible), 10-20 (low risk), 20-30 (medium risk), 30-40 (high risk) dan lebih dari 40 (severe).

“Hingga Desember 2021, 40 dari 80 perusahaan tercatat di BEI memiliki ESG Risk Rating 0-30, atau berada di kisaran risiko berkategori negligible hingga medium risk,” ungkapnya.

Sementara itu, Managing Partner Social Investment Indonsia (SII), Fajar Kurniawan, dalam sambutan pembukaan ISIF 2021, menyampaikan, konsep ESG berfungsi sebagai penapis investasi (investment screening) bagi para investor untuk memudahkan memilih portofolio investasi dengan risiko yang terkelola dengan baik, baik risiko terkait lingkungan, sosial maupun tata kelola.

“Investor secara rasional hanya akan memilih portofolio investasi dengan peluang keberlanjutan dan risiko yang minimal,” katanya.

Fajar berharap, melalui acara ISIF keenam bertajuk “Adopting ESG, Driving Sustainability” yang berlangsung mulai tanggal 7-9 Desember 2021 ini, betul-betul bisa men-trigger perusahaan untuk melakukan proses adopsi ESG dalam praktik bisnisnya.

Selan itu, lanjut Fajar, pihaknya mengharapkan, tidak menjadikan ESG sekadar untuk pencitraan perusahaan semata, tanpa memperhatikan substansi penerapannya atau menjadi ESG-washing.

Direktur Eksekutif Kehati Foundation, Riki Frindos, mengungkapkan, penerapan ESG di Indonesia belum seperti di luar negeri. Namun demikian, ke depan pasti akan terjadi akselerasi dalam penerapannya. Pasalnya, telah berkembang cara pandang baru tentang dunia bisnis di dunia.

Menurut Riki, awalnya ESG sebagai investasi sosial hanya dilihat berdampak pada pemangku kepentingan di luar perusahaan. Namun saat ini, ESG selain berdampak pada pemangku kepentingan di luar perusahaan, juga berdampak nyata bagi perusahaan.

“ESG is good for every one, sejumlah penelitian menunjukkan kinerja ESG sebuah perusahaan berkorelasi positif dengan kinerja keuangan sebuah perusahaan,“ ungkapnya.

2584