Home Kesehatan Prevalensi Masih Tinggi, Pemkab Cilacap Latih Ratusan Kader Pemantau Stunting

Prevalensi Masih Tinggi, Pemkab Cilacap Latih Ratusan Kader Pemantau Stunting

Cilacap, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah melatih seratus lebih kader pemantau stunting demi akurasi data. Ini merupakan bagian dari upaya menurunkan angka prevelensi stunting yang masih tinggi di Cilacap.  Pelatihan yang diinisiasi Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap bertajuk Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Balita Bagi Kader Posyandu dan KPM (Kader Pembangunan Manusia).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Dr. Novita Kukilowati,MH mengatakan bahwa pelatihan ini dilakukan untuk membekali para kader posyandu dan KPM yang merupakan ujung tombak terkait dengan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dilapangan.

Bertujuan menghindari kekeliruan dalam pencatatan penimbangan dan ukur tinggi badan balita di setiap Posyandu, sekaligus guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader Posyandu dalam melakukan pemantauan pertumbuhan anak balita.

“Apakah para kader sudah betul-betul melakukan pemantauan pertumbuhan dengan baik dan benar seperti melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan,” katanya, dalam keterangannya, Rabu (8/12).

Dia menjelaskan, tingginya angka stunting membuat Pemkab Cilacap untuk berupaya keras menekan angka stunting dari berbagai sektor, agar benar-benar turun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37,2 persen, tahun 2018 sebesar 30,6 persen.

Sedangkan prevalensi stunting di kabupaten Cilacap berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 36,1 persen dan tahun 2018 sebesar 32,1 persen. Untuk saat ini di Kabupaten masih terdapat 8 desa lokus stunting, dan tertinggi yakni di Kecamatan Cipari. “Upaya penurunan angka stunting merupakan tanggung jawab bersama lintas OPD,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan, kader juga harus menguasai alat-alat yang digunakan di Posyandu, agar nantinya hasil pemantauan di lapangan merupakan hasil yang valid dan bisa di pertanggungjawabkan.

“Kalau tidak dilakukan dengan baik dan benar, ini akan sangat berdampak, karena peningkatan berat badan pada balita yang hanya bertambah 1 atau 2 ons saja, itu akan berdampak sekali dan akan menjadi sia-sia. Sehingga yang seharusnya status gizinya baik, mungkin malah menjadi tidak baik, yang harusnya gizinya kurang malah menjadi gizi buruk dan sebagainya,” jelasnya.

Hal senada juga di tegaskan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Endah Puspitowati, menjelaskan lokus stunting di Kabupaten Cilacap saat ini di dominasi oleh Kecamatan Cipari. Sebab, dari 11 desa di wilayah tersebut, terdapat 8 desa yang menjadi lokus stunting.

Pemkab Cilacap sendiri menargetkan tahun 2024 prevalensi angka stunting harus bisa mencapai 14 persen.“Ini merupakan target yang luar biasa sekali, membutuhkan kerja keras bersama dari lintas OPD terkait untuk bersama-sama menangggulangi masalah stunting,” kata Endah.


 

1539