Home Internasional Jurnalis Filipina yang Bantu Penyelidikan Perang Narkoba Duterte, Tewas Ditembak

Jurnalis Filipina yang Bantu Penyelidikan Perang Narkoba Duterte, Tewas Ditembak

Manila, Gatra.com – Seorang jurnalis Filipina yang sempat melibatkan diri dalam membantu Reuters memenangi hadiah Pulitzer 2018 untuk liputan investigas terkait kebijakan Perang terhadap Narkoba yang dijalakan oleh Presiden Duterte, ditemukan tewas ditembak.

Jurnalis tersebut bernama Jesus Malabanan. Dia harus tewas di Calbayog City di Provinsi Samar setelah mendapatkan tembakan di bagian kepala.

Malabanan sejatinya sempat dilarikan ke rumah sakit di kota tersebut tetapi nyawanya tak tertolong. Laporan polisi mengatakan bahwa jurnalis itu diserang oleh dua orang tak dikenal. Sampai saat ini pun keduanya belum ditangkap.

Malabanan merupakan koresponden untuk Manila Standard di wilayah Luzon Tengah, utara Manila. Selain itu, dia juga bekerja sebagai stringer untuk kantor berita internasional Reuters.

Sementara itu, jurnalis Manny Mogato, yang juga merupakan bagian dari tim Reuters yang memenangkan Penghargaan Pulitzer 2018 tersebut, menuturkan bahwa Malabanan banyak membantu Reuters dalam liputan terkait kebijakan perang Narkoba yang dilakukan Duterte.

“Saya bergabung dengan sesama jurnalis mengutuk pembunuhan Jess… itu sama sekali tidak dapat diterima. Keadilan untuk Jess,” tegas Mogato dilansir Aljazeera.com.

Sebelumnya, Malabanan dikabarkan telah beberapa kali mendapatkan ancam di kampung halamannya di Pampanga di Filipina utara sehingga dia memutuskan untuk pindah ke Samar di Filipina tengah.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Persatuan Jurnalis Nasional Filipina (NUJP), setidaknya 21 jurnalis telah tewas dibunuh sejak Duterte berkuasa sebagai presiden pada Juni 2016.

Selain itu, laporan yang dikeluarkan oleh Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York pada Oktober lalu, menempatkan Filipina di peringkat ketujuh dalam Indeks Impunitas Global, dengan 13 kasus pembunuhan jurnalis masih belum dituntaskan.

239