Home BUMN Pecah Rekor, Laba Bersih PTBA Tembus Rp7 Triliun

Pecah Rekor, Laba Bersih PTBA Tembus Rp7 Triliun

Jakarta, Gatra.com – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil membukukan laba bersih sebanyak Rp7 triliun hingga November 2021. Capaian laba bersih tersebut didukung dengan pendapatan usaha sebesar Rp26,2 triliun.

Direktur Utama PTBA, Suryo Eko Hadianto, mengatakan bahwa perusahaan juga mencatat kenaikan total aset sekitar 46%, yakni dari Rp24,1 triliun per 31 Desember 2020 menjadi sebanyak Rp35,2 triliun per 30 November 2021.

“Sampai November saja, Bukit Asam sudah bisa membukukan keuntungan sebesar Rp7 triliun. Ini adalah keuntungan tertinggi yang pernah dicapai seumur hidupnya Bukit Asam,” ungkap Suryo dalam konferensi pers daring, Jumat (10/12).

Hingga 30 November 2021, total produksi batubara PTBA mencapai 28 juta ton dengan penjualan sebanyak 25,8 juta ton. Anggota BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID itu menargetkan mampu menghasilkan batubara sejumlah 30 juta ton pada tahun ini.

Perusahaan juga menargetkan kenaikan porsi ekspor batubara sebagai upaya pemanfaatan momentum kenaikan harga batubara internasional. PTBA menargetkan porsi ekspor batubara hingga akhir 2021 dapat mencapai sebesar 47% dari total produksi.

Suryo menuturkan, perseroan terus memantau fluktuasi harga komoditas batubara. Hal ini dilakukan guna mengoptimalkan momentum kenaikan harga batubara, sekaligus tetap waspada menjaga kinerja perusahaan dengan mengendalikan biaya operasional.

“Di sisi lain, PTBA melakukan upaya efisiensi secara berkelanjutan di setiap lini kegiatan. Sehingga, apabila terjadi penurunan harga tidak akan berdampak signifikan pada kinerja perseroan dan tetap dapat membukukan kinerja yang positif,” imbuhnya.

Menurut Suryo, PTBA memastikan kegiatan operasional pertambangan dijalankan dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Dengan begitu, aktivitas produksi dan penjualan bisa berjalan optimal dan aman.

Saat ini, PTBA sedang menyiapkan langkah dan strategi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Transformasi ini dilakukan untuk mendukung target net zero emission (emisi nol bersih) di tahun 2060.

“Destinasi pertama PTBA adalah jadi perusahaan berbasis energi di tahun 2026, dengan target pendapatan dari sektor energi sebesar 50% dan masih bertumpu pada bisnis batubara sebanyak 50%,” jelasnya.

Suryo mengatakan, PTBA memiliki tiga strategi utama untuk mencapai transformasi bisnis tersebut. Pertama, peningkatan portofolio pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Kedua, proyek hilirisasi batubara dan chemical industry development.

“Upaya itu dilakukan dengan menyiapkan kawasan ekonomi khusus di Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Ketiga, PTBA masuk pada carbon management program yaitu integrasi target pengurangan karbon dalam operasional pertambangan PTBA," terangnya.

347