Home Ekonomi Jelang Nataru, Inflasi Kota Tegal Melesat, Tertinggi di Jawa Tengah

Jelang Nataru, Inflasi Kota Tegal Melesat, Tertinggi di Jawa Tengah

Tegal, Gatra.com - Inflasi di Kota Tegal menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) tercatat mencapai 0,46 %. Minyak goreng menjadi salah satu komoditas penyumbang laju inflasi hingga menjadi yang menjadi tertinggi di Jawa Tengah.

Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal, inflasi Kota Tegal pada periode November secara month to month (mtm) sebesar 0,46 %. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Tengah yakni 0,34 % dan nasional 0,37 %. Sementara secara year on year (yoy), inflasi Kota Tegal tercatat 1,43 %, berada di bawah inflasi Jawa Tengah (1,51 %) dan nasional (1,75 %).

Laju inflasi mtm Kota Tegal merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah. Di bawah Kota Tegal, berturut-turut Purwokerto (0,40 %), Cilacap (0,36 %), Surakarta dan Semarang (0,33 %) serta Kudus (0,31 %).

Adapun komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah telur ayam ras. Disusul minyak goreng, cabai merah, nasi dengan lauk, dan pisang.

Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal, Muhammad Taufik Amrozy mengatakan, laju inflasi yang tinggi tersebut relatif masih terkendali. Kenaikan inflasi itu menurut dia menunjukkan gejala yang baik, karena penyebab inflasi adalah adanya kenaikan permintaan dari masyarakat.

“Jika inflasi mtm-nya tinggi dalam kondisi normal, kita patut hati-hati, namun saat ini kondisi kita sedang tidak normal. Kita tertinggi tetapi secara range target masih di bawah. Ini mengindikasikan mulai ada demand dari masyarakat yang mulai naik,” kata Taufik usai inspeksi mendadak harga kebutuhan pokok oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal di pasar tradisional dan modern, Selasa (14/12).

Taufik mengatakan, jika ekonomi sudah menggeliat dengan kembali ramainya pasar dan pusat perbelanjaan, penerapan disiplin protokol kesehatan Covid-19 harus dijaga. Hal ini untuk mengendalikan harga dan menjaga daya beli masyarakat supaya tetap tinggi.

"Jika harga-harga terkendali masyarakat lebih punya potensi untuk membeli barang dan jasa sesuai dengan tingkat penghasilannya," katanya.

Menurut Taufik, pada tahun depan tekanan inflasi masih berpoteni cenderung naik. Terlebih jika kondisi pandemi Covid-19 sudah berangsur membaik. "Saat ini ketersediaan bahan pokok cukup, barang-barang kebutuhan pokok cukup dan masyarakat tidak perlu khawatir," imbuhnya.

Sementara itu Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, TPID berupaya menjaga harga kebutuhan pokok tetap stabil menjelang Natal dan Tahun Baru. "Memang tidak dapat kita pungkiri terdapat kenaikan harga di beberapa item bahan pokok, namun harapannya tidak terjadi lonjakan harga yang cukup signifikan," ujarnya.

Dedy Yon juga memastikan stok kebutuhan pokok maupun komoditas lain di pasaran dalam kondisi cukup dari hasil inspeksi mendadak TPID di sejumlah pasar tradisional dan modern. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk berbelanja dengan bijak. "Sesuaikan dengan kebutuhan, jangan berlebih - lebihan. Hindarilah belanja yang bersifat konsumtif,” ucapnya.


 

1235