Home Internasional Studi AS: Vaksin COVID-19 Sulit Melawan Omicron Tanpa Booster

Studi AS: Vaksin COVID-19 Sulit Melawan Omicron Tanpa Booster

New York, Gatra.com - Sebuah penelitian yang dirilis pada hari Selasa di Amerika Serikat (AS) menyebut tiga vaksin COVID-19 yang disahkan AS tampaknya secara signifikan kurang protektif terhadap varian omicron yang baru terdeteksi dari virus corona, sebagaimana pengujian di laboratorium. Namun melalui dosis booster, kemungkinan dapat memulihkan sebagian besar penderitanya.

Reuters melaporkan, Rabu (15/12), studi ini terungkap dari para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH), Harvard dan MIT, AS meski belum melakukan peer review test darah dari orang-orang yang menerima vaksin Moderna, Johnson & Johnson dan Pfizer/BioNTech, terhadap pseudovirus yang direkayasa agar menyerupai varian omicron.

Para peneliti menemukan netralisasi antibodi "rendah hingga tidak ada" pada varian dari rejimen reguler ketiga vaksin - dua suntikan vaksin Moderna atau Pfizer/BioNTech atau salah satu vaksin dosis tunggal J&J.

Studi tersebut menemukan hasil darah dari penerima baru-baru ini --dari dosis booster tambahan-- menunjukkan netralisasi varian yang kuat.

Para ilmuwan juga menyarankan bahwa omicron lebih menular daripada varian yang menjadi perhatian sebelumnya, sekitar dua kali lebih menular daripada varian Delta yang dominan saat ini, yang mungkin akan segera disusul omicron.

Hasilnya sejalan dengan penelitian lain yang baru-baru ini dipublikasikan. Para peneliti di Universitas Oxford mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menemukan rejimen vaksin COVID-19 Pfizer dan AstraZeneca dua dosis, tidak menginduksi antibodi penetral yang cukup terhadap varian baru.

BioNTech dan Pfizer mengatakan pekan lalu bahwa tiga suntikan vaksin COVID-19 mereka mampu menetralkan varian omicron baru dalam tes laboratorium, meski dua dosis menghasilkan antibodi penetralisir yang jauh lebih rendah.

Moderna dan J&J belum merilis data mereka sendiri tentang bagaimana kinerja vaksin terhadap varian baru. J&J menolak mengomentari studi baru dan Moderna tidak menanggapi permintaan komentar.

130