Home Lingkungan LP3ES: Berbagai Bencana Melanda Bangsa Indonesia dalam Skala Terbesar

LP3ES: Berbagai Bencana Melanda Bangsa Indonesia dalam Skala Terbesar

Jakarta, Gatra.com- Pendiri Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Ismid Hadad melihat sepanjang tahun 2021 ini, ada berbagai hal yang menimpa serta melanda Indonesia dalam skala dan dampak yang terbesar, terbanyak, dan terdahsyat.

"Saya bilang dalam 1 dekade Indonesia belakangan ini luar biasa. Dari mulai banjir, tanah longsor, kekeringan, tsunami, sampe bencana yang kita rasakan, wabah penyakit pandemi COVID-19 itu sendiri, yang kemudian memberikan dampak, bukan hanya dampak ekologis, tapi juga sosial maupun politik di seluruh Tanah Air," ucapnya, via Zoom dalam webinar bertajuk "Evaluasi Akhir Tahun LP3ES: Politik Lingkungan Hidup dan Masalah Perubahan Iklim", yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube LP3ES Jakarta pada Rabu malam, (15/12).

Ismid mengatakan, jangan semata-mata melihat bencana itu hanya sebagai bencana alam. Karena bencana itu sendiri sebetulnya terbesar disebabkan oleh dampak dari ulah manusia. "Ulah manusia yang melakukan kegiatan yang disebut kegiatan pembangunan, kegiatan untuk industri, kegiatan transportasi, dan sebagainya. Itu semua terkait dengan, baik itu dari sumbernya maupun dampaknya, kepada alam dan lingkungan," tuturnya.

Lanjut Ismid, semuanya itu tentu tidak terjadi secara seketika, walaupun dirasakannya selama sepanjang tahun ini menjadi tiba-tiba semuanya seperti bencana dahsyat yang luar biasa besarnya. "Semuanya itu merupakan akumulasi," ujarnya.

Menurut Ismid, seringkali semuanya itu terjadi karena selama ini memperlakukan Sumber Daya Alam (SDA) itu dengan eksploitatif. "Kita memanfaatkan Sumber Daya Alam itu dengan cara dikuras sampe habis, sampe endak ada sisa-sisanya lagi untuk manusia bahkan," ucapnya.

"Tapi masalahnya, yang memanfaatkan itu ternyata hanya sekelompok kecil daripada semua penduduk, dari semua manusia dan kehidupannya. Sementara sumber dayanya sendiri sudah makin menipis dan daya dukungnya menjadi rusak," tambah Ismid.

Kemudian ia mengatakan bahwa itu berarti selama ini menerapkan suatu sistem pembangunan dengan cara yang merusak alam serta merusak lingkungan. Ismid pun menyebut konsep pembangunan yang sifatnya eksploitatif ini ke depan tidak bisa lagi diterapkan. Karena bukan hanya sangat merugikan masyarakat, sangat merusak kehidupan masyarakat, akan tetapi juga karena sebetulnya ada cara lain agar bisa membangun tanpa merusak dan membangun dengan cara melestarikan alam itu sendiri.

150