Home Kolom Menyimak Konsep ‘Masa Depan Pendidikan’ Ala UNESCO

Menyimak Konsep ‘Masa Depan Pendidikan’ Ala UNESCO

Bisakah Pembelajaran Membentuk Masa Depan Manusia dan Planet?

Jason Beech*

 

Gagasan belajar untuk menjadi, belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan, dan belajar untuk hidup bersama yang telah menjadi pusat dalam desain kurikuler di seluruh dunia dipromosikan oleh Delors Report UNESCO dari tahun 90-an”.

----------------------

 

Pendidikan itu sendiri tidak dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapi manusia, tetapi sulit membayangkan kita dapat mengatasinya tanpa mengubah pendidikan. Dengan pemikiran ini, UNESCO dua tahun lalu menciptakan inisiatif Masa Depan Pendidikan (Futures of Education). Mereka baru-baru ini meluncurkan laporan bertajuk “Membayangkan Masa Depan Bersama: Kontrak Sosial Baru untuk Pendidikan?.

Laporan itu berusaha mempromosikan debat global tentang bagaimana pengetahuan dan pembelajaran dapat membentuk masa depan manusia dan planet ini. Ini didasarkan keyakinan bahwa pendidikan berlangsung lebih dari sekadar menanggapi dunia yang berubah. Ini memiliki potensi untuk mengubah dunia, yang mengalami peningkatan tingkat ketidaksetaraan, fragmentasi sosial, ekstremisme politik, dan konsekuensi yang menghancurkan dari perubahan iklim dan pandemi COVID.

Pada saat yang sama, kemajuan dalam komunikasi digital, kecerdasan buatan, dan bioteknologi meningkatkan masalah etika dan tata kelola yang serius.

Relevansi laporan tidak boleh diremehkan. UNESCO didirikan setelah Perang Dunia II dengan moto “Sejak perang dimulai di benak pria dan wanita, di benak pria dan wanitalah pertahanan perdamaian harus dibangun”.

Sejak itu, ia bekerja untuk mempromosikan perdamaian dan pemahaman global melalui pendidikan dan budaya. Ini sebelumnya merilis laporan utama yang bertujuan untuk menetapkan agenda diskusi global tentang masa depan pendidikan, dengan Laporan Faure pada 1970-an, dan Laporan Delors pada 1990-an.

Banyak ide dalam laporan ini menjadi bagian dari kosakata yang terus digunakan para pendidik setiap harinya. Misalnya, gagasan belajar untuk menjadi, belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan, dan belajar untuk hidup bersama yang telah menjadi pusat dalam desain kurikuler di seluruh dunia dipromosikan oleh Delors Report UNESCO dari tahun 90-an.

Kebijakan Pendidikan Global itu Kompleks

UNESCO tidak sendirian dalam mencoba memengaruhi agenda global dalam pendidikan. Ruang kebijakan global dalam pendidikan telah menjadi rangkaian kompetisi dan kolaborasi yang kompleks antara berbagai institusi, seperti: organisasi internasional, perusahaan nirlaba swasta, filantropi global, LSM, dan lainnya.

Dengan dibentuknya Program for International Student Assessment (PISA) pada 2000, OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development) telah menjadi rujukan utama perdebatan pendidikan global. OECD mempromosikan logika berorientasi pasar yang menempatkan individu sebagai fokus strategi pendidikan dan narasi tentang kemajuan manusia dan pemahaman global.

UNESCO bahkan dikritik karena terseret ke dalam logika itu. Dalam pengertian itu, laporan terbaru oleh Badan PBB ini merupakan upaya merebut kembali posisi terdepannya dalam debat pendidikan global, dan untuk menegaskan kembali perspektif historisnya yang lebih humanistik guna menyeimbangkan logika yang didorong pasar.

Laporan tersebut membuat diagnosis suram tentang keadaan dunia, dan bagaimana tantangan yang dihadapi umat manusia terkait pendidikan. Pengakuan krisis iklim, dan saling ketergantungan manusia dengan spesies lain dan lingkungan, diikuti seruan untuk pendidikan interdisipliner dan ekologis yang dapat membantu siswa memahami tanggung jawab kolektif terhadap masa depan dunia.

Cara-cara di mana laporan tersebut mendefinisikan pendidikan sebagai upaya publik dan kebaikan bersama membangkitkan perasaan harapan pada pembaca.

Sementara itu, seruan untuk pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip kerja sama, kolaborasi dan solidaritas global bukan kompetisi dan individualitas bukan hal baru dalam wacana UNESCO, tetapi masih merupakan seperangkat nilai yang disambut baik jika kita menginginkan jenis transformasi radikal dari pendidikan.

Selain itu, kritik laporan terhadap tes dan peringkat standar mungkin merupakan tandingan yang paling tegas dengan logika yang dipromosikan PISA.

Ide-ide Berharga, Rekomendasi yang Tidak Jelas

Laporan ini berisi banyak ide berharga. Namun, tidak mengherankan, ketika bergerak membuat rekomendasi, ini dibuat pada tingkat tinggi, dan cenderung sangat kabur. Ini kemungkinan akan menarik beberapa kritik, namun juga dapat dimengerti. Merupakan logika intrinsik organisasi seperti UNESCO mengajukan proposal yang perlu diterima dalam konteks budaya, ideologi, sosial ekonomi dan politik yang sangat berbeda.

Yang paling penting dari laporan ini adalah laporan ditujukan untuk memulai percakapan global tentang isu-isu penting yang perlu didiskusikan para pendidik dan pemimpin politik.

Mudah-mudahan, ini akan merangsang perdebatan yang bermanfaat, dan berkontribusi memperkuat perspektif yang lebih humanistik dalam diskusi tentang bagaimana pendidikan dapat membantu dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, adil dan aman.

 

*Dosen Senior, Sekolah Pendidikan Budaya & Masyarakat (School of Education Culture & Society), Universitas Monash

633