Home Gaya Hidup Ganjar Minta Kagama Peduli ke Isu Lingkungan dan Bullying, Bukan Pilpres 2024

Ganjar Minta Kagama Peduli ke Isu Lingkungan dan Bullying, Bukan Pilpres 2024

Sleman, Gatra.com -  Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua PP Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo, meminta organisasi ini lebih peduli isu-isu persoalan lingkungan, perundungan (bullying), dan pemberdayaan perempuan dan anak.
 
Hal ini disampaikan Ganjar usai menghadiri peringatan Dies Natalis UGM, Nitilaku UGM, Sabtu (18/12). Setelah dua tahun absen, Nitilaku tahun ini diselenggarakan secara hibrida, luring dan daring, dengan jumlah peserta terbatas.
 
"Meski berlangsung secara virtual, banyak pengurus daerah Kagama dan berbagai perwakilan komunitas yang datang. Ini ajang penting untuk mengabarkan berbagai aktivitas pengurus di seluruh dunia dalam membantu masyarakat," kata Ganjar.
 
Semangat 'Guyup dan Migunani' sebagai tajuk acara ini menurut Ganjar masih dipakai anggota Kagama dalam aktivitasnya di masyarakat. Berbagai kegiatan Kagama akan dievaluasi di rapat kerja nasional (rakernas) 2022.
 
"Kita masih banyak PR. Contohnya membantu pemerintah memulihkan ekonomi yang terdampak pandemi serta mencoba membantu di daerah terdampak bencana. Harapannya teman-teman makin peduli," jelasnya.
 
Kagama juga menaruh kepedulian dalam berbagai permasalahan sosial yang marak seperti kasus perundungan, lingkungan, pemberdayaan anak dan perempuan. Agenda ini akan dimasukkan dalam agenda kerja tahun depan.
 
Ia meminta anggota Kagama di banyak daerah bekerja dan membantu sesuai disiplin ilmu serta melahirkan inovasi untuk berkontribusi di lingkungan sekecil apapun.
 
Disinggung mengenai pilpres 2024 dan elektabilitas dirinya yang semakin membaik, Ganjar kepada Gatra.com, enggan menjawab.
 
"2024 opo kui? Angka apa iku? Lah iya, opo meneh kui," katanya sambil masuk mobil.
 
Dalam sambutannya, Rektor UGM Panut Mulyono berharap pelaksanan Nitilaku tahun depan bisa luring sepenuhnya. Sebab banyak hal yang dihadapi Kagama di berbagai daerah yang perlu didiskusikan secara intens.
 
"Tapi meski digelar blended, namun banyak perwakilan daerah yang hadir secara online. Sebagai satu keluarga, mereka bisa menyampaikan keinginan terkait penyelesaian masalah di daerah," kata Panut.
 
205