Home Ekonomi ILUNI UI Bikin Kertas Kerja 'Catatan Ekonomi Indonesia 2021'

ILUNI UI Bikin Kertas Kerja 'Catatan Ekonomi Indonesia 2021'

Jakarta, Gatra.com – Policy Center Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) meluncurkan kertas kerja bertajuk ‘Catatan Ekonomi Indonesia 2021’ pada Sabtu (18/12). Hal ini diharapkan bisa menjadi masukan kebijakan guna mendorong kinerja ekonomi secara berkelanjutan.

Peneliti Policy Center ILUNI UI, Muhammad Fadli Hanafi mengatakan, dokumen tersebut merangkum berbagai ide dan gagasan terkait makroekonomi, kebijakan moneter, dan fiskal. Selain itu, juga membahas transformasi digital serta human capital berupa pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial.

“Sebelum pandemi Covid-19, selama sembilan tahun (2011-2019) memang tren kinerja perekonomian nasional berada di kisaran 5,33%. Salah satu tantangan utama adalah ekonomi kita sangat rentan oleh kondisi ekonomi global,” tuturnya.

Dia pun menyoroti ekonomi Indonesia yang terkontraksi sebesar minus 5,32% pada kuartal II 2020. Menurutnya, keadaan itu turut dipengaruhi oleh penurunan rantai pasok global. Sehingga, aktivitas perdagangan ikut mengalami kontraksi.

Fadli menambahkan, Indonesia perlu mengoptimalkan investasi terutama pada sektor riil. Selain itu, kinerja usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mesti ditingkatkan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pandemi Covid-19 berdampak langsung pada kinerja ekonomi Indonesia (hingga mengalami resesi) sebelum akhirnya tumbuh positif pada kuartal II 2021 sebesar 7,07% dan sekitar 3,51% di kuartal III 2021,” imbuhnya.

Menurut Fadli, upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) harus terus didorong. Terlebih, serapan anggaran terendah justru terjadi pada UMKM dan korporasi yang merupakan tulang punggung (backbone) utama ekonomi Indonesia.

“Serapan anggaran PEN untuk klaster UMKM dan korporasi mencatatkan realisasi paling rendah hingga 10 Desember 2021. Namun, akan didukung oleh realisasi penyertaan modal negara (PMN) pada akhir tahun,” katanya.

Fadli menuturkan, Indonesia juga harus mempercepat distribusi vaksin secara masif demi mendorong aktivitas sektor manufaktur. Upaya tersebut perlu dilakukan karena sektor ini berkontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional.

263