Home Olahraga Legenda Sepakbola NTB Urun Rembuk Majukan Sepakbola Bumi Gora

Legenda Sepakbola NTB Urun Rembuk Majukan Sepakbola Bumi Gora

Mataram, Gatra.com - Para legenda Sepakbola NTB melakukan urun rembuk dengan Manajemen Lombok Football Club (LFC) untuk kemajuan klub profesional di NTB dan untuk kemajuan industri sepakbola Lombok dan Bumi Gora.

“Manajemen LFC ingin mendapatkan saran, masukan berkaitan dengan persepakbolaan NTB. Secara khusus terkait kiprah klub sepakbola profesional LFC di masa mendatang,” kata Presiden LFC, H. Bambang Kristiono, (HBK) di Mataram Minggu (19/12).

HBK yang kini menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini juga menceritakan alasannya membangun klub sepakbola profesional di NTB. Ia memiliki mimpi besar untuk persepakbolaan NTB. Dia ingin ada klub di NTB yang tidak hanya jago kandang. Namun, mampu bertarung di level nasional.

“Saya ingin ada klub NTB yang jagonya hanya di kandang. Tapi begitu bertanding ke luar NTB, terus kena pembantaian lawan. Atau menyerah kalah karena nggak sanggup melanjutkan perjuangan,” kata HBK.

Legenda sepakbola NTB H Imran menyampaikan, belum ada satu pun klub di NTB sekarang ini yang menggelar training center (TC) untuk persiapan menghadapi liga. Dia tahu hal tersebut, karena tidak semua klub memiliki kesiapan finansial. Baru-baru ini hanya LFC saja yang telah melakukannya.

Kondisi seperti ini bahkan tidak hanya terjadi sekarang, semenjak dahulupun keadaannya begitu. Dia memberi contoh misalnya, bagaimana untuk pra PON saja di era tahun 1984, Imron yang menjadi bagian dari skuad sepakbola NTB kala itu, tidak ada training center (TC) secara baik. Pemain sempat diinapkan di Wisma Nusantara, namun itupun kondisinya keluar masuk, akibat dukungan finansial yang sangat terbatas.

Karena itu, Imron menilai, apa yang dilakukan manajemen LFC sekarang, adalah hal yang sudah lama diimpikan publik sepakbola NTB. Imron yakin, berkat LFC, nantinya, Lombok dan bahkan NTB akan lebih dikenal di daerah-daerah lain, bahkan di luar negeri, juga karena industri sepakbolanya. Bukan hanya sebagai destinasi wisata belaka.

Legenda sepakbola NTB lainnya, Petrus Lexy, mengemukakan, langkah LFC yang akan menggelar training center (TC) selama enam bulan kedepan, adalah sebuah langkah jitu. Dia menegaskan, itulah yang memang harus dilakukan sebuah klub sepakbola profesional.

Petrus menjelaskan, para legenda sepakbola NTB sebetulnya sudah mengikuti antusiasme kehadiran LFC. Melihat persiapan yang telah dilakukan, banyak legenda sepakbola NTB yang terheran-heran, mengapa LFC bisa kalah dengan klub-klub yang mereka tahu sebetulnya tanpa persiapan mumpuni untuk menghadapi Liga 3 ini, sehingga muncul berbagai spekulasi. Bahwa hal tersebut ada kaitannya dengan keberadaan perangkat pertandingan dan factor-factor eksternal lainnya. Hal yang dia sebutnya sebagai tradisi turun menurun yang kurang baik bagi tumbuh berkembangnya persepakbolaan NTB. Bahkan dia menyebutnya sebagai penghambat majunya sepakbola NTB.

“Rasanya memang benar, bahwa kita memang tidak siap untuk menjadikan sepakbola ini sebagai industri. Sehingga sepakbola NTB ini banyak dikelola secara amatiran,” kata Petrus.

Namun, Petrus percaya bahwa kehadiran LFC telah memberikan harapan. Bahwa sepakbola dengan klub profesional bisa hadir dari NTB. Sehingga, apa yang dihadapi para legenda sepakbola dahulu, tidak terjadi lagi di era sekarang.

“Dulu Pak. Kita kalah itu susah. Tapi menangpun malah kita menjadi lebih susah, karena untuk lanjut ke kompetisi berikutnya, tidak ada biaya dari klub,” katanya mengenang.

Sementara itu, Sahar, legenda sepakbola NTB lainnya juga menyampaikan hal yang hampir sama. Mantan atlet sepakbola NTB yang kini berkiprah di Asosiasi ini menjelaskan bagaimana LFC telah menjadi klub yang sangat menghargai dan menghormati para pemainnya. LFC menjadi klub sepakbola NTB yang telah menggaji para pemainnya, memberikan makan gratis dengan gizi yang tinggi, bahkan kesehatannyapun sangat diperhatikan.

“Kami malang melintang di berbagai klub di NTB. Baru kali ini pemain sangat, sangat dihargai. Pemain diberi gaji dan diberikan fasilitas-fasilitas lainnya. Saya ikut terlibat di LFC U-17, saya lihat jerseynyapun Mills Apparel. Dan itu, dilakukan oleh LFC,” katanya.

1145