Home Ekonomi Targetkan Indeks Inklusi Keuangan 90%, OJK Luncurkan 3 Hal Ini

Targetkan Indeks Inklusi Keuangan 90%, OJK Luncurkan 3 Hal Ini

Jakarta, Gatra.com - Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sarjito mengungkapkan bahwa OJK telah meluncurkan tiga jenis infrastruktur literasi keuangan sebagai upaya dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat guna mencapai indeks inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024 mendatang.

“Pertama, mengenai strategi nasional literasi keuangan atau SNLKI tahun 2021-2025. Kedua, yaitu learning management system (LMS), yang merupakan edukasi keuangan. Ketiga adalah buku saku literasi keuangan bagi calon pengantin.” ujar Sarjito dalam acara peluncuran Infrastruktur Literasi Keuangan secara virtual, Senin (20/12).

Lebih lanjut, Sarjito mengungkapkan bahwa perkembangan sektor jasa keuangan yang semakin pesat memberikan dorongan untuk terus berinovasi, terlebih dalam menghadapi tantangan terkait rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia.

Sarjito menuturkan bahwa pada tahun 2019 lalu, tingkat literasi keuangan masyarakat di tanah air hanya berkisar 38,03%. Selain itu strategi akselerasi literasi keuangan yang lebih masif juga memerlukan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk industri jasa keuangan, kementerian/lembaga dan instansi terkait.

Selain itu, Sarjito menekankan bahwa SNLKI 2021-2025 menjadi pedoman yang selaras dengan arah strategi sektor jasa keuangan pada pilar ke-2 kerangka struktural master plan sektor jasa keuangan atau MPSKI tahun 2021-2025.

“SNLKI 2021-2025 disusun dengan mempertimbangkan keberlanjutan beberapa program strategis SNLKI 2013 yang sudah kita revisi juga tahun 2017, hasil survei literasi inklusi keuangan tahun 2019, rekomendasi dari berbagai pihak, kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan literasi yang lebih berkualitas, tugas studi literatur mengenai perkembangan konsep evaluasi kegiatan literasi keuangan yang telah dan sedang berjalan serta implementasi literasi keuangan di negara lain,” jelasnya.

Di samping itu, OJK turut mengembangkan learning management system (LMS) sebagai inisiatif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman konsumen dan masyarakat terkait literasi keuangan serta mempermudah mereka dalam mengakses informasi di literasi keuangan.

"LMS telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kami akan melaksanakan kegiatan training of trainers guna memberikan multiplier effect yang lebih luas dengan harapan agar peserta dapat mengajarkan dan meneruskan kembali informasi yang didapatkan dari kegiatan training of trainers tersebut,"

Terakhir, OJK menerbitkan buku saku literasi keuangan bagi calon pengantin agar dapat memahami bagaimana prinsip pengelolaan keuangan keluarga yang baik. Nantinya buku literasi ini akan diberikan kepada petugas penyuluh calon pengantin bekerja sama dengan Kementerian dan Lembaga. Para petugas pnyuluh ini yang akan menjadi pelatih bagi para pengantin.

"Kami berharap agar infrastruktur di literasi keuangan berupa SNLKI 2021-2025, LMS Edukasi Keuangan, dan Buku Saku Cerdas Mengelola Keuangan bagi Calon Pengantin dapat memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat luas," pungkasnya.

137