Home Ekonomi Sering Disebut Menteri Segala Urusan, LBP: Itu tidak Paham Manajemen

Sering Disebut Menteri Segala Urusan, LBP: Itu tidak Paham Manajemen

Jakarta, Gatra.com - Berkali-kali dijuluki Menteri Segala Urusan, membuat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) tak nyaman. Menurut LBP, pihak yang menjulukinya sebagai Menteri Segala Urusan, adalah orang-orang yang tidak mengerti manajemen penyelesaian masalah.

LBP menegaskan bahwa dirinya kerap mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo. Untuk melaksanakan tugas itu, LBP perlu melibatkan kementerian atau lembaga lainnya.

"Saya mencoba menyelesaikan secara holistik. Artinya, pasti melibatkan berbagai kementerian/lembaga. Dan itu mungkin sebabnya orang mengatakan 'Luhut itu menteri segala urusan'. Sebenarnya tidak. Itu adalah orang yang tidak paham, orang yang tidak mengerti manajemen bagaimana mengatasi masalah," kata LBP.

Salah satu keberhasilan penyelesaian masalah secara holistik yaitu pengendalian penyebaran Covid-19 di Indonesia. Kendati demikian, lanjutnya, pemerintah tetap membutuhkan kehati-hatian dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan LBP saat menghadiri Konsolidasi Nasional dan Refleksi Akhir Tahun 2021 yang diselenggarakan DPP GAMKI secara daring, beberapa waktu lalu. Berdasarkan rilis resmi DPP GAMKI yang diterima Gatra.com, (20/12), LBP menuturkan bahwa dalam penerapan PPKM berlevel, pemerintah selalu memonitor dengan menggunakan bukti data empiris beberapa metode pemodelan analisis statistik.

Menurutnya, pemodelan ini menjadi salah satu bagian penting dari proses analisis data yang akurat. "Berbasiskan ini tadi, kami semua secara ilmiah. Kalau ada yang kritik saya dulu, saya bukan epidemiolog, bukan hanya epidemiologi juga yang menyelesaikan ini. Itulah yang membuat orang salah," tuturnya.

LBP mengatakan dalam menyelesaikan segala sesuatu dibutuhkan kolaborasi dalam bentuk kerja sama, interaksi, dan kompromi dengan seluruh pihak. Dia berpesan kepada para anggota Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) agar menyelesaikan masalah harus secara holistik.

"Buat kalian yang muda-muda, menyelesaikan suatu masalah itu harus holistik, terintegrasi, tidak bisa sendiri-sendiri. Itu sebabnya berpuluh-puluh tahun negeri kita ini berputar-putar karena merasa kalau dia menteri bisa menyelesaikan ini sendiri. Tidak bisa. Itu yang membuat kita salah," kata dia.

LBP juga meminta GAMKI dapat mengambil bagian menjadi agen penggerak ekonomi selama masa dan pasca-pandemi Covid-19. Dan menjadi anak-anak muda yang berkarakter.

"Saya berharap GAMKI menjadi agent of change atau sebagai teladan, inovator, pelopor, motivator, dan dinamisator bagi sesama anak bangsa hingga pada gilirannya mampu menjadi pengungkit bagi kemajuan negara Indonesia yang bermartabat," ujar LBP.

1696