Home Milenial Redhill Rilis ASEAN Youth Survey 2021, Simak Hasilnya

Redhill Rilis ASEAN Youth Survey 2021, Simak Hasilnya

Jakarta, Gatra.com– ASEAN Youth Survey yang dilakukan oleh Redhill kembali menganalisa peran anak muda di Asia Tenggara sebagai pendorong utama perubahan ekonomi, budaya, dan sosial-politik. Survei ini dilakukan melalui pendapat dari hampir 3.000 orang berusia 18-35 tahun di tujuh negara ASEAN.

Studi ini mencoba untuk mengetahui bagaimana aspirasi dan kekhawatiran mereka tentang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, perawatan kesehatan, pilihan hidup, dan aktivitas online. “Dua tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat menantang bagi anak muda di Indonesia, tetapi hal ini tidak mengurangi optimisme mereka untuk masa depan yang lebih baik," kata Managing Director, Redhill, Pranav Rastogi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/12).

Meskipun, lanjut Pranav, ada kekhawatiran tentang pemulihan jangka panjang, namun anak muda Indonesia masih percaya bahwa mereka memiliki platform untuk membangun sesuatu, bersamaan dengan usaha mereka untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di era new normal.

Tata Kelola Pemerintahan & Ekonomi
Pendapat anak muda Indonesia terhadap penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah sebagian besar masih dapat berubah (tentatif). Meskipun sebagian besar responden, yaitu sebanyak 52% memberikan komentar positif, hal tersebut diimbangi respon sebanyak 41% yang masih ragu-ragu dan sebanyak 7% berpendapat kritis.

Namun, terdapat lebih banyak optimisme menyangkut persepsi anak muda Indonesia tentang warga negara yang aktif. Hal ini terlihat dari 77% responden menyatakan mereka positif tentang peluang untuk kewarganegaraan yang aktif dan advokasi sosial.

Meskipun masih ada sentimen positif terhadap peluang keterlibatan publik dan inklusi gender, serta kemampuan untuk terlibat secara publik dalam isu-isu ras dan minoritas. Kedua hal ini masing-masing berada di persentase yang lebih rendah, yakni pada 47% dan 54%.

Berkaitan dengan ekonomi, sebagian besar responden (87%) di seluruh negara Asia Tenggara yang disurvei menyatakan bahwa mereka khawatir dengan jaminan pekerjaan mereka. Walaupun sebagian besar dari kelompok ini (70%) mengungkapkan saat ini mereka memiliki cukup dana untuk berbelanja kebutuhan pokok, namun mereka tetap merasa khawatir tentang tabungan untuk masa depan.

Dalam hal ini, 77% responden bahkan percaya bahwa untuk bisa memenuhi kebutuhan finansial mereka perlu mengambil pekerjaan lain.0Kendati demikian, sebagian besar anak muda Indonesia (sebanyak 61%) merasa bahwa pemerintah telah menerapkan kebijakan yang memadai untuk pemulihan dan pertumbuhan pasca pandemi.

Sementara 30% lebih merasa kebijakan pemerintah masih normatif, dan 10% merasa khawatir. Dengan mempertimbangkan ketidakpastian pasar kerja saat ini, sebanyak 47% anak muda Indonesia secara tentatif optimis pada peluang peningkatan keterampilan secara lokal.

Kesehatan

Dalam hal layanan kesehatan, sebagian besar anak muda Indonesia yang disurvei percaya bahwa penyediaan layanan kesehatan dasar di Indonesia baik, dan sebagian besar percaya bahwa keterjangkauan dan aksesnya memadai. Masing-masing sebesar 56% dan 58% menunjukkan perbedaan yang tipis. Terlepas dari pemikiran optimis yang hati-hati untuk memenuhi jaminan dasar, sebagian besar responden lokal (87%) masih memiliki komentar positif tentang kecukupan peluncuran vaksin Covid-19.

Berbicara tentang hal-hal yang lebih sensitif secara budaya seperti kesehatan seksual, anak muda Indonesia terlihat agak terbuka. Hal ini terlihat dari sebagian besar responden, yakni hampir 50%. Keterbukaan ini juga diterjemahkan ke dalam pendapat mereka tentang pembahasan masalah kesehatan mental. Sebanyak 64% anak muda Indonesia lebih bersedia untuk mendiskusikannya dengan lingkaran yang mereka percaya.

Pendidikan & Pilihan Hidup

Di seluruh wilayah, sebagian besar responden percaya bahwa memperoleh pendidikan dasar dan tinggi itu mudah. Tren yang diikuti di Indonesia pada 70% (pendidikan dasar) dan 83% (pendidikan tinggi) responden lokal. Dalam hal apakah sistem pendidikan Indonesia sangat kompetitif, hampir 60% responden setuju.

Namun, ada sentimen positif yang lebih rendah terhadap kemampuan mereka untuk menangani stres terkait pendidikan. Hal ini tercermin pada sebagian besar responden (46%) yang tidak yakin, dibandingkan dengan 43% yang lebih positif.

Ketika ditanya tentang pilihan hidup mereka, responden diberi daftar hal-hal yang ingin dicapai dalam hidup untuk mengukur tingkat kepentingannya. Di Indonesia, Kesehatan ada di peringkat tertinggi (94%), diikuti oleh keluarga dan pendidikan (keduanya 93%), perlindungan terhadap lingkungan (90%) dan pengembangan pribadi (87%).

Dengan pandemi yang sedang berlangsung, anak muda Indonesia memilih untuk berhemat. Sebagian besar (54%) menyatakan bahwa mereka tidak merasa sering menghabiskan uang untuk kemewahan seperti hiburan dan liburan. Namun, mereka lebih optimis dengan rencana masa depan mereka.

Di mana sebagian besar (82%) berpendapat bahwa memiliki rumah sendiri merupakan hal yang realistis secara finansial. Namun, hal tersebut diimbangi oleh sebanyak 36% yang percaya bahwa membangun keluarga tidak akan menantang secara finansial, karena mayoritas (37%) lebih ambivalen sementara 27% merasa khawatir.

Aktivitas Daring (Online)

Survei juga menemukan bahwa anak muda Indonesia terhubung secara digital. Sebagian besar responden utamanya mendapat sumber berita mereka dari media sosial (83%), dan sebanyak 46% menghabiskan antara 5-10 jam sehari pada platform tersebut. Dengan ketergantungan digital ini, sebagian besar pemuda Indonesia (80%) percaya bahwa harus ada lebih banyak pendidikan untuk membantu masyarakat dalam menentukan keakuratan berita.

Meski begitu, sebanyak 48% percaya bahwa peraturan negara mereka efektif dalam mengekang berita palsu. Dengan itu, sebanyak 44% menunjukkan kenyamanan tentang opini asli politik mereka yang dipengaruhi oleh wacana politik daring.

328

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR