Home Nasional Kominfo Ungkap Capaian dan Target Pembangunan Infrastruktur Digital

Kominfo Ungkap Capaian dan Target Pembangunan Infrastruktur Digital

Jakarta, Gatra.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah membangun infrastruktur digital dalam tiga lapisan, yakni backbone, middle mile, dan last mile. Pembangunan ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan teknologi digital.

“Di level lapisan backbone, Kementerian Kominfo sudah menggelar jaringan kabel serat optik Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur. Tahun 2021 merupakan tahun evaluasi atas pemanfaatan Palapa Ring,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, Kamis (30/12).

Menurut Dedy, penggelaran fiber optik masih dibutuhkan untuk menghubungkan titik fiber optik yang belum tersambung, baik di darat maupun di laut. Hal itu dilakukan guna meningkatkan utilisasi jaringan tulang punggung Palapa Ring.

Kementerian Kominfo menargetkan bisa melakukan penggelaran ekstensi Palapa Ring integrasi sepanjang 12.083 kilometer (KM) pada tahun 2022.

“Kedua, lapisan middle mile. Saat ini, Indonesia mendayagunakan sembilan satelit telekomunikasi yang setara dengan 50 Gigabit per detik (Gbps). Sebanyak 55% di antaranya digunakan oleh Kementerian Kominfo,” jelasnya.

Pada 2021, telah dimulai rangkaian proses konstruksi satelit multifungsi SATRIA-I dengan kapasitas 150 Gbps. Termasuk, pembangunan komponen satelit dan roket di Prancis dan Amerika Serikat, serta 11 stasiun bumi di Indonesia.

Upaya tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas satelit yang semakin meningkat. Tahun depan, Kementerian Kominfo akan melakukan penambahan kapasitas satelit dan pembangunan gateway.

Ketiga, lapisan last mile. Kementerian Kominfo telah memulai pembangunan base transceiver station (BTS) di 9.113 desa atau kelurahan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang belum memiliki akses 4G. Sedangkan, operator seluler membangun 3.435 BTS di wilayah non-3T.

“Selain pembangunan infrastruktur yang masif, Kementerian Kominfo juga terus memastikan kualitas layanan telekomunikasi di Indonesia. Pada 2021, kami telah menyelesaikan pembangunan Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT),” imbuhnya.

Dedy menuturkan, fasilitas ini akan mengukur Quality of Service (QoS) dan Quality of Experience (QoE). Selain itu, juga menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait dengan gangguan layanan secara real-time di 514 kabupaten atau kota.

Meski begitu, Dedy mengakui bahwa keterbatasan pembiayaan masih menjadi tantangan pembangunan infrastruktur digital, khususnya bagi pembangunan di wilayah 3T. Karena itu, Kementerian Kominfo melakukan terobosan lewat skema bauran pembiayaan (blended financing).

“Selain itu, pembangunan infrastruktur telekomunikasi juga terkendala topografi atau kontur, bentang alam, dan keberagaman medan. Hal ini mendorong bauran pilihan teknologi telekomunikasi, serta inovasi dan adaptasi dalam proses pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur,” katanya.

361