Home Ekonomi Nilai Tukar Petani di Kalsel terus mengalami kenaikan

Nilai Tukar Petani di Kalsel terus mengalami kenaikan

Banjarbaru, Gatra.com - Kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal menyebabkan nilai tukar petani (NTP) di Kalsel pada bulan Desember mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen dari 109,52 persen di bulan November, menjadi 110,80 persen. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Yos Rusdiansyah kepada wartawan di Banjarbaru, Senin (3/1/2022).

Yos menyebut, kenaikan NTP bulan Desember 2021 juga dipengaruhi oleh naiknya NTP di empat subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan sebesar 0,33 persen, tanaman hortikultura sebesar 13,36 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,21 persen, dan perikanan sebesar 0,78 persen. Sementara itu, subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 2,15 persen.

Untuk rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani, urai Yos, naik 9,03 persen, dari Rp4.974,36 per kilogram di bulan November 2021 menjadi Rp5.423,48 per kilogram di bulan Desember 2021, yang disebabkan berakhirnya masa panen, sehingga harga penjualan gabah cenderung naik.

“Sedangkan, harga gabah di tingkat penggilingan naik 8,85 persen dari Rp5.082,38 per kilogram di bulan November 2021 menjadi Rp5.532,17 per kilogram di bulan Desember 2021,” bebernya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman mengaku bangga dan bersyukur karena pada saat pandemi, sektor pertanian masih menjadi andalan Provinsi Kalsel.

"Pada saat batu bara tidak diperbolehkan diekspor, sektor pertanian masih mampu tumbuh positif bahkan dengan hasil yang terus meningkat dan berdampak pada nilai tukar petani," ujarnya kepada Gatra.com.

Syamsir berujar, naiknya NTP tidak terlepas dari perhatian pemerintah pusat dan daerah terutama Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor terhadap sektor pertanian."Gubernur terus menggerakkan semua lini di sektor pertanian baik tanaman organik maupun hortikuktura. Juga sektor perkebunan, peternakan dan perikanan. Sinergitas antar SKPD juga terus ditingkatkan. Tujuannya tidak lain hanya untuk mensejahterakan rakyat terutama petani," tandasnya.


 

88