Home Nasional Kok! Siswa Sekolah Sebut Vaksinasi Covid Bertentangan dengan Agama

Kok! Siswa Sekolah Sebut Vaksinasi Covid Bertentangan dengan Agama

Jakarta, Gatra.com- Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta baru saja meluncurkan survei nasional bertajuk “Anak Muda dan Covid-19: Berbineka Kita Teguh, Ber-hoax Kita Runtuh” pada Rabu, (5/1/2021).

Salah satu temuan survei tersebut menunjukkan bahwa masih ada sebagian kecil siswa-siswi sekolah di Indonesia yang beranggapan bahwa vaksinasi Covid-19 bertentangan dengan ajaran agama.

“Siswa yang lebih mengutamakan pandangan agama dibandingkan pandangan sains, maka itu akan lebih cenderung tidak mau divaksin,” kata salah satu penyaji temuan survei, Narila Mutia Nasir, dalam pemaparannya.

Dari sejumlah 2.358 responden, sebanyak 12,88% responden menyatakan bahwa vaksinasi Covid-19 bertentangaan dengan agama. Untungnya, sebanyak 65,17% responden lainnya mengatakan bahwa kedua hal tersebut tak bertentangan.

Walau agama disebut sedikit menghambat kemauan siswa divaksinasi, Narila menyebut ada beberapa faktor pendorong lain yang justru mendorong siswa mau untuk divaksinasi.

Pengaruh positif tersebut, kata Narila, salah satunya adalah faktor tempat tinggal. “Kalau di perkotaan karena aksesibilitas untuk vaksin, persediaan, dan pelayanannya jauh lebih gampang, jadi mereka akan lebih punya peluang untuk dapat vaksinasi,” katanya.

“Begitu juga akses terhadap internet. Untuk vaksinasi, internet memberikan dampak positif karena siswa bisa mengakses segala macam informasi untuk mengetahui hal-hal yang terkait dengan vaksinasi,” imbuh Narila.

Oleh karena itu, di dalam salah satu rekomendasinya, Narila menyebut bahwa kesetaraan jaringan internet bagi seluruh siswa-siswi sekolah di Indonesia harus segera terwujud. Tujuannya agar siswa-siswi mau mencari tahu lebih banyak tentang vaksinasi Covid-19.

“Kita memerlukan literasi digital kepada siswa-siswi kita. Tentu juga perlu mengoptimalkan sarana internet di seluruh Indonesia agar ketidaksetaraan dapat kita kurangi,” kata Narila.

Survei ini dilangsungkan selama September-Oktober 2021. Sampel responden yang dianalisis adalah sejumlah 2.358 responden, yang merupakan siswa-siswi sekolah SMA se-Indonesia dengan berlatar belakang agama dan etnis berbeda. Survei ini memiliki margin of error 2,02% dengan tingkat kepercayaan 95%.

244