Home Regional Pemprov NTT Dukung Program Konservasi Komodo UNDP

Pemprov NTT Dukung Program Konservasi Komodo UNDP

Kupang, Gatra.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung program konservasi komodo yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP). Pemprov juga siap memberikan rekomondasi yang dibutuhkan UNDP.

"Kami dari Pemprov NTT mendukung sepenuhnya program konservasi komodo yang dilakukan UNDP. Kami juga siap memberikan surat dukungan dan rekomendasi yang dibutuhkan oleh UNDP untuk pelaksanaan program INFLORES dalam rangka konservasi hewan purbakala komodo dan ekosistem sekitarnya. Kami juga minta agar masyarakat di kawasan konservasi ikut diberdayakan," kata Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, saat menerima audiensi National Project Coordinator UNDP, Fransiska Sugi di ruang kerjanya pada Jumat (7/1).

Wagub Nae Soi berharap agar kolaborasi antara UNDP dan Pemerintah Provinsi NTT untuk konservasi tersebut dapat dipertegas dan diperjelas sehingga tidak tumpang tindih.

"Untuk pelaksanaan teknis di lapangan, silakan [UNDP] berkoordinasi dengan instansi teknis terkait. Harus ada pembagian tugas yang jelas apa yang dilakukan oleh UNDP dan apa yang dapat dilakukan oleh Pemprov untuk keberhasilan upaya konservasi ini," jelas Nae Soi.

Sementara itu, Fransiska Sugi mengungkapkan, UNDP dalam kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengajukan proposal untuk Program INFLORES kepada Global Enviromental Facility (GEF) untuk konservasi komodo dan ekosistem sekitarnya. GEF telah menyetujui pendanaan sejumlah lebih dari 6, 2 juta dollar US$ atau sekitar 80-an miliar rupiah untuk jangka waktu enam tahun (2022–2028).

"GEF meminta Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten menyampaikan surat dukungan terhadap program ini, dengan lokus pelaksanaannya di tiga kabupaten yakni Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur, dan Kabupaten Ngada. Tiga kabupaten ini menjadi habitat spesies komodo,” kata Fransiska Sugi.

Tiga hal yang jadi fokus program ini, jelas Fransiska, yakni konservasi terintegrasi dengan kolaborasi semua pihak. “Selain itu ada pengembangan ekonomi masyarakat sekitar serta pengembangan pengetahuan dan penelitian tentang komodo serta flora dan fauna di kawasan konservasi komodo," jelas Fransiska. 

56