Home Ekonomi Menkeu Gencarkan Pengembangan Desa Devisa Khusus Kopi

Menkeu Gencarkan Pengembangan Desa Devisa Khusus Kopi

Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menginstruksikan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk menggencarkan program Desa Devisa khusus kopi. Menkeu meminta LPEI lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi.

Menkeu menyebutkan bahwa pada tahun 2021 lalu, permintaan kopi dunia telah menunjukkan tren positif yang ditunjukkan dengan nilai ekspor kopi Indonesia rebound, ditopang kenaikan harga kopi dunia.

"Kita dihadapkan pada sebuah lingkungan dunia yang bergerak sangat cepat. Ekspor merupakan salah satu engine growth yang sangat penting. LPEI yang berfungsi sebagai pemberi kredit atau credit enhancer, sebagai fasilitator, akselerator, maupun aggregator harus meningkatkan kreativitas dan inovasi," ujar Menkeu dalam pernyataannya, Selasa (11/01).

Sebagai informasi, Kementerian Keuangan telah mempersiapkan pengembangan bisnis kopi untuk menggerakkan ekspor nasional. Salah satunya dengan melaksanakan program Desa Devisa khusus kopi, yang dimulai di Kabupaten Subang, Juli 2021 lalu.

Berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute, permintaan kopi dunia di tahun 2022 akan semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi dan pasarnya yang juga semakin meluas.

Sementara itu, ekspor perdana kopi hasil binaan Desa Devisa LPEI di Subang mencapai 18 ton untuk tujuan Arab Saudi. Di sisi lain, pasar tradisional kopi seperti AS, Jepang, Jerman, dan negara Eropa lainnya terus membesar. 
Para eksportir kopi di tanah air tersebar di Semarang, Banda Aceh, Deliserdang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya dan Sidoarjo, serta Malang.

LPEI mencatat permintaan kopi yang lebih spesifik seperti kopi organik mempunyai pasar yang menjanjikan. Selain di Subang, LPEI juga mendampingi pengembangan bisnis kopi organik di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi.

Untuk tahun ini, kopi organik jenis java ijen ditargetkan dapat mulai diekspor guna memenuhi pasar Jepang. Desa-desa di kawasan ini menjadi bagian dari program Desa Devisa LPEI, yang pada tahun 2022 ditargetkan dapat menjangkau sekitar 100 desa melalui program Desa Devisa tersebut.

55