Home Pendidikan Lolos PPPK, 3000 Guru Muhammadiyah Eksodus ke Sekolah Negeri

Lolos PPPK, 3000 Guru Muhammadiyah Eksodus ke Sekolah Negeri

Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah, Alpha Amirrachman menyoroti program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bagi guru.

Di satu sisi, Alpha mengaku turut mengapresiasi langkah pemerintah yang mencoba meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik melalui program tersebut, namun di sisi lain Pemerintah diminta untuk mengkaji dampak dari program tersebut khusunya bagi sekolah-sekolah swasta.

"Program ini menimbulkan kegaduhan, terlebih bagi pengelola sekolah swasta. Pasalnya, akan terjadi migrasi guru dari sekolah swasta ke sekolah negeri apabila guru diterima dalam program PPPK. Program yang digulirkan oleh Kemendikbud Ristekdikti RI ini sebagai upaya pemenuhan kekurangan satu juta guru sekolah negeri." ujar Alpha dalam keterangan tertulis, Selasa (11/01).

Lebih lanjut, Alpha mengungkapan bahwa saat ini sudah tercatat hampir tiga ribu guru sekolah Muhammadiyah yang diterima di program PPPK. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat.

"Satu sisi mereka mengalami peningkatan pengalaman, peningkatan kesejahteraan yang baru. Namun pada saat yang sama mereka meninggalkan sekolah Muhammadiyah, dan ini menimbulkan permasalahan baru," ujarnya.

Selain itu, Alpha menuturkan bahwa guru-guru Muhammadiyah yang diterima di program tersebut juga ada yang berstatus sebagai kepala sekolah. Menurutnya, program PPPPK ini dapat menimbulkan distabilisasi di sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah Muhammadiyah.

Saat ini, kata Alpha, Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah sedang berikhtiar untuk mengisi kekosongan guru di sekolah-sekolah Muhammadiyah yang diakibatkan program ini. Namun demikian, ia juga mengaku tidak mudah untuk mencari pengganti guru-guru tersebut dengan performa yang sama.

"Kerugian akibat program yang dijalankan tanpa memperhitungkan dampak selanjutnya bukan hanya akan mengganggu sekolah-sekolah swasta dari Muhammadiyah saja, tapi juga sekolah swasta lain, termasuk milik PGRI, Tamansiswa, Katolik, Kristen, NU, dan lembaga-lembaga lain yang bergerak di bidang tersebut." pungkasnya.

350