Home Apa Siapa Maya Watono Ungkap Alasan Terima Tawaran Erick Thohir jadi Direksi InJourney

Maya Watono Ungkap Alasan Terima Tawaran Erick Thohir jadi Direksi InJourney

Jakarta, Gatra.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMNN), Erick Thohir, mendapuk Maya Watono sebagai Direktur Marketing and Cunsumer Experience PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. Mantan CEO PT Dentsu Indonesia tersebut membeberkan alasannya menerima tawaran tersebut dan sejumlah langkah yang akan dilakukan.

Dalam wawancara virtual dengan para wartawan pada akhir pekan ini, Maya menyampaikan, membutuhkan waktu relatif cukup lama untuk menerima tawaran Erick Thohir guna mengisi salah satu direksi di holding BUMN pariwisata dan pendukung tersebut.

“Melalui perjalanan cukup panjang menimbang-nimbang itu, mungkin bisa sekitar 3 bulan sampai akhirnya menyatakan iya [menerima],” katanya.

Menurutnya, ini merupakan keputusan yang tidak mudah karena telah melalui perjalanan panjang di industri periklanan, yakni sekitar 15 tahun, dan menduduki posisi yang penting. “Ya ini all I know exactly, besar di Sapta, lalu di Dentsu,” ungkapnya.

Terlebih lagi, dalam 3 tahun terakhir Maya berhasil membawa Dentsu Indonesia menjadi agensi periklanan multinational terbesar di Indonesia. Di bawah kepemimpinan Maya sebagai Country CEO Dentsu Indonesia, nama perusahaan tersebut melambung tinggi di kancah periklanan internasional berkat pertumbuhannya yang luar biasa dan juga karya-karyanya yang telah memenangkan berbagai penghargaan atau award di Asia Pacific.

Maya akhirnya berani mengambil keputusan untuk meninggalkan dunia periklanan yang membesarkannya karena Erick Thohir mempunyai konsep yang luar biasa dan membuat suatu kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Tentunya juga untuk mengabdi ke negara dan pemerintah guna memberikan yang terbaik kepada bangsa. “Ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa,” katanya.

Maya juga mengaku bahwa tantangan dan kesempatan menarik ini sangat besar, meskipun dibutuhkan waktu relatif lama, minimal 1–2 tahun untuk bisa mencapai target mengingat ini holding BUMN baru.

“Ini adalah perjalanan panjang yang harus di-creat tetapi akan menjadi sesuatu yang luar biasa untuk bangsa dan negara kita ini,” ungkapnya.

Menurut Maya, menerima tantangan ini bukan soal lagi masalah pendapatan, jabatan, dan karier melainkan apa yang bisa dikontribusikan kepada negara dan bangsa. “Semoga dari energi dan pemikiran saya dan juga untuk memberikan yang terbaik untuk negara,” ucapnya.

Maya menjelaskan, telah dilantik menduduki jabatan baru itu pada Jumat kemarin (14/1). Menurutnya, InJourney ini adalah satu konsep holding yang menurutnya sangat menarik, karena ini tidak pernah ada di Indonesia dan ini dibentuk akan menjadi holding pariwisata terbesar di Asia Tenggara.

“Kita kalau tahu bahwa di Singapura ada holding seperti Temasek di mana bisa memaksimalkan ekosistem pariwisata Singapura sehingga menjadi hub pariwisata yang luar biasa,” ungkapnya.

Singapura, lanjut Maya, berhasil mengoneksikan antara aviasi dengan pariwisata. Meskipun luas negaranya relatif kecil, bahkan mungkin hanya sebesar Pulau Samosir di tengah Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut) kalau Indonesia, namun berhasil menyumbang pendapatan sangat signifikan terhadap produk domestik bruto atau Gross Domestic Product (GDP).

Income dari hub dan pariwisatanya yang terintegrasi dengan ekosistem bisa memenangkan GDP yang luar biasa,” katanya.

Sedangkan Indonesia yang mempunyai potensi pariwisata sangat luar biasa besar, ujarnya, belum bisa memaksimalkan aset-aset negara dari sisi pariwisata dan bagaimana membentuk suatu sistem dan ekosistem terintegrasi untuk pariwisata.

“Nah, itu adalah objektif dan tujuan dibentuknya InJourney ini dan saat kemarin juga Pak Jokowi memberikan, me-lauching dan juga memberikan speech-nya bahwa memang ekspektasinya sangat besar ya dari beliau untuk mendongkrak kembali pariwisata Indonesia yang sempat terpuruk karena pandemi,” katanya.

Taget untuk InJourney adalah mampu mendatangkan 17 juta wisatawan mancanegara, 330 juta wisatawan Nusantara, dan juga kembali mengontribusikan 4,5% GDP atau 13 juta lebih lapangan kerja.

“Saya rasa 4,5% GDP itu tidak terlalu besar kalau dibanding negara-negara lain dari sisi pariwisata, tetapi memang itu cukup effort yang cukup bersar karena GDP kontribusi pada saat pandemi dari pariwisata itu turun di bawah 4%,” ungkapnya.

Menurutnya, terget tersebut merupakan suatu lompatan untuk sektor pariwisata. Ia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan bisa membuat ekosistem ke depannya.

Dalam kesempatan tersebut, Maya menyampaikan visi misi dan beberapa strategi InJourney untuk mencapai target yang diberikan. Menurutnya, visi misi InJourney adalah membentuk ekosistem pariwisata Indonesia yang terintegrasi dengan multisektor.

“Jadi memang kalau kita lihat Kementerian BUMN saat ini sedang membuat beberapa hoding, pasti sudah pada tahu ya yang diresmikan baru-baru ini, pangan, sebelumnya ada pertambangan, perkebunan, asuransi, dan lain sebagainya. Tetapi rata-rata adalah monolitik industri,” ungkapnya.

Maya melanjutkan, ini berbeda dengan InJourney sebagai holding industri aviasi dan pariwisata dengan beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko, dan PT Sarinah.

“Untuk pariwisata ini adalah industri yang multisektor. Jadi kita bicara aviasi, kita bicara airport, kita bicara taman wisata candi, kita bicara destination center, event bahkan. Jadi memang banyak sekali multisektor yang harus digabungkan dan dikolaborasikan secara integreted,” katanya.

Adapun visi misi yang utama, ujar Maya, adalah bagaimana mengintegrasikan seluruh aset-aset tersebut dengan baik, sehingga misalnya kalau saat ini mau ke Labuan Bajo, ada penerbangan yang pas untuk ke sana serta ada ekosistemnya dan juga menggabung berbagai ekosistem yang ada di Indonesia.

“Kita juga mempunyai seperti ada MotoGP, G20 untuk mendatangkan wisatawan mancanegara juga. Jadi memang objektifnya cukup agresif,” ujarnya.

Sedangkan strategi untuk mencapai terget InJourney yakni merangkul semua subholding yang ada di dalam InJourney. Sehingga subholding ini bisa bekerja sama dengan baik untuk menjadikan objektif atau tujuan ini terlaksana.

“Lalu kita juga ada beberapa kalender event yang akan kita sinergikan, jadi kita punya calender event Indonesia satu tahun yang bisa kita sinergikan dengan baik dan marketingnya pun kita akan pingpong dan sinergikan satu sama lain,” katanya.

Sedangkan ketika ditanya seberapa optimistis bisa mencapai target yang diberikan kepada InJourney, Maya mengatakan, harus optimistis. Untuk mencapai terget yang telah dipatok itu, ia juga berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan varian Omicron tidak memberikan hantaman berat.

“Saya rasa saya cukup optimistis karena potensinya sangat besar. Jadi sebenarnya cukup optimistis untuk mencapai target yang dicanangkan dengan 330 juta [wisatawan domestik] dan 17 juta wisatawan mancanegara. Sebelumnya itu kita wisatawan Nusantara di angka 250 juta. Jadi kita pengin kembali ke 250 juta plus kalau kita bisa gali potensinya perputarnya mungkin bisa 330 juta,” tandasnya.

358