Home Internasional Erdogan Coba Pertemukan Presiden Ukraina & Putin di Turki

Erdogan Coba Pertemukan Presiden Ukraina & Putin di Turki

Ankara, Gatra.com - Turki siap memafsilitasi forum dialog untuk negosiasi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina, Vladimir Zelensky. Hal ini diumumkan oleh Kepala Penasehat Presiden Turki, Ibrahim Kalin.

"Presiden Erdogan mengundang kedua pemimpin untuk datang ke Turki dan mengadakan pertemuan guna menyelesaikan masalah dan perbedaan pandangan di antara mereka. Turki siap memainkan peran apa pun yang dapat dijalankannya untuk mengurangi ketegangan antara Rusia dan Ukraina," katanya dilansir dari RIA Novosti, Rabu (19/01).

Di samping itu, Kalin menuturkan bahwa Presiden Turki berencana mengunjungi Ukraina dalam beberapa pekan mendatang.

"Pada saat yang sama, kami akan menjalin kontak yang intens dengan Rusia untuk menghindari upaya militer yang akan memiliki konsekuensi serius," tambah juru bicara Erdogan.

Seperti diketahui, Para politisi dan media Barat telah berulang kali menggulirkan isu bahwa Rusia tengah mempersiapkan serangan ke Ukraina. Moskow membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa tuduhan tersebut digunakan sebagai dalih untuk mengerahkan peralatan militer dan pasukan NATO di dekat perbatasan Rusia. Kremlin menekankan bahwa mereka tidak memiliki rencana invasi dan tidak berniat mengancam pihak mana pun.

Pekan lalu, serangkaian dialog antara Rusia, Amerika Serikat dan NATO digelar membahas permintaan jaminan keamanan oleh Rusia. Pada 9-10 Januari, Rusia menggelar pertemuan dengan pihak AS di Jenewa. Berikutnya, pada 12 Januari diadakan pertemuan antara Rusia dan NATO di Brussel. Terakhir, pada 13 Januari Rusia menggelar pertemuan dengan Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE).

Topik utama diskusi trsebut adalah rancangan perjanjian dengan AS dan NATO, yang dikirim pihak Rusia ke Washington dan sekutunya pada akhir tahun lalu. Kremlin bersikeras untuk mengakhiri ekspansi NATO dengan negara-negara bekas Uni Soviet. Rusia menolak pendirian pangkalan militer NATO di kawasan tersebut.

Di samping itu, Rusia menuntut pelarangan penempatan persenjataan NATO di dekat perbatasan Rusia, menghapus senjata nuklir Amerika dari Eropa, dan menolak untuk perluasaan keanggotaan NATO di wilayah Eropa timur.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa Barat berjanji untuk memberikan respons atas permintaan Rusia pada pekan depan. Seperti yang ditekankan Lavorv, Moskow membutuhkan jawaban konkret untuk setiap permintaan yang dimuat dalam dokumen yang diajukan tersebut.

70