Berlin, Gatra.com – Warga Jerman turun ke jalan menggelar aksi demonstrasi menentang aturan pembatasan Covid-19 yang ditetapkan pemerintah. Demonstrasi berlangsung di 1.046 titik lokasi, Minggu (23/1).

Pemerintah Jerman khawatir dengan kondisi tersebut. Aksi demonstrasi belakangan ini merupakan yang terbanyak atau paling tersebar luas dalam sejarah negara Jerman.

Sumber Kantor berita Die Welt menyebut luasnya cakupan demonstrasi ini tercatat 1.046 lokasi, terdapat sebanyak 188.000 warga yang turun ke jalan.

Protes warga Jerman kali ini karena kewajiban vaksinasi Covid-19 dan ditetapkannya aturan pembatasan baru belum lama ini.

Kantor berita Deutsh Welle (DW) bahkan melaporkan bahwa aksi turun ke jalan ini sudah berlangsung sejak akhir tahun 2021 lalu, dengan jumlah puluhan ribu warga yang menggelar protes, terutama di Jerman bagian timur.

Pemerintah Jerman berusaha menetapkan batasan-batasan terhadap pertemuan privat dan pelarangan perayaan tahun baru 2022. Sejak saat itu, aksi protes tersebut diwarnai kekerasan. Sejumlah polisi terluka dan sejumlah pendemo ditangkap.

Seiring berjalannya waktu, demonstrasi makin meluas. Mulai dari Mecklenburg-Western Pomerania, Brandenburg, Saxony, hingga Saxony-Anhalt di bagian timur, sebelum menyebar ke Hamburg, Bavaria, Freiburg, Schwerin, hingga Flensburg di bagian barat.

Kanselir Jerman, Olaf Schoolz menyebut bahwa anggapan Covid-19 akan lenyap dalam waktu dekat adalah sebuah kenaifan. Menurutnya, vaksinasi adalah upaya vital untuk mengatasi Covid-19.

“Kita tidak boleh naif. Pandemi yang siebut akan berakhir dalam waktu tiga bulan, itu hanyalah ilusi,” kata Olaf kepada koran Sueddeutsche Zeitung, seperti dilansir DW, Senin, (24/1).

Hingga kini, lebih dari 75% populasi Jerman sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Olaf ingin angka vaksinasi mencapai angka 90%.