Home Ekonomi 'Jogja Terbuat dari Rindu' Hiasi Teras Malioboro, Sentra PKL Mewah Rp62 Miliar

'Jogja Terbuat dari Rindu' Hiasi Teras Malioboro, Sentra PKL Mewah Rp62 Miliar

Yogyakarta, Gatra.com - Teras Malioboro telah diresmikan sebagai tempat jualan baru untuk pedagang kaki lima (PKL) Malioboro, Rabu (26/1). PKL diminta fokus mempromosikan dua tempat jualan baru yang mewah dan kekinian ini ke wisatawan.

Teras Malioboro 1 berada di eks Bioskop Indra di seberang Pasar Beringharjo. Adapun Teras Malioboro 2 di eks gedung Dinas Pariwisata DIY di sisi utara Malioboro. Kedua tempat relokasi itu berkapasitas 1.838 PKL.

Teras Malioboro 1 berupa gedung tiga lantai dan dilengkapi basement, lift, dan eskalator. Luasnya sekitar 1200 meter persegi. Gedung ini diisi lapak jualan dan terhubung dengan pusat kuliner dua lantai. Kapasitasnya sekitar 800 PKL.

Tempat ini juga dilengkapi pelataran lapang, dengan pepohonan, bangku, dan taman vertikal beserta lampu-lampu yang cocok jadi lokasi selfie. Di sisi utara, lampu-lampu itu membentuk tulisan 'Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan’.

Sedangkan di sebelah selatan  tertulis dalam susunan lampu, ‘Bagi setiap orang yang pernah tinggal di Jogja, setiap sudut kota Jogja itu romantis’.  Di sisi belakang, ungkapan Jawa 'urip sejatine gawe urup', yang bermakna hidup harus memberi kehidupan baik bagi sekitar, juga dijadikan lampu hias.

Teras Malioboro 1 menelan dana hingga Rp62 miliar dalam tiga tahap proyek yang dibangun sejak 2018. Lahan kawasan ini juga sempat bermasalah karena terkait sengketa hukum antara pihak yang mengklaim ahli waris Bioskop Indra dan Pemda DIY.

Pemda DIY memutuskan relokasi dimulai secara bertahap hingga pertengahan bulan depan. Sejumlah PKL meminta pemindahan ditunda paling cepat setelah Lebaran tahun ini hingga tiga tahun mendatang. Namun ada pula yang menyatakan bersedia pindah sesuai aturan pemda.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta para PKL yang bersedia pindah di tempat jualan baru ini punya kesadaran bahwa selama ini mereka berjualan di trotoar yang bukan hak mereka.

"Jadi pindah bukan karena fasilitas di sini, tapi karena kesadaran," ujar Sultan saat meresmikan Teras Malioboro.

Sultan menyatakan tidak akan menarik pajak apapun selama satu tahun kepada PKL yang bersedia pindah ke lokasi tersebut.

"Pemerintah Kota Yogyakarta juga tidak akan meminta retribusi selama satu tahun. Ini akan memberi ruang PKL untuk fokus mempromosikan tempat baru ini untuk jadi pilihan wisatawan dan warga," ujar Raja Keraton Yogyakarta ini.

Sultan juga melarang PKL-PKL baru berjualan di sepanjang Malioboro setelah relokasi ini. "Soalnya kalau boleh kasihan mereka yang pindah," katanya.

Relokasi berkaitan dengan rencana Pemda DIY untuk menjadikan Malioboro kawasan cagar budaya dan didaftarkan di Unesco. Pada Juni 2022, lembaga kebudayaan dunia itu akan datang dan melakukan verifikasi usulan itu di Kota Yogyakarta.

3118