Lombok Barat, Gatra.com - Industri kopi dan pelaku UMKM kopi di Lombok Barat (Lobar) dari waktu ke waktu terus berkembang dengan berbasis pada rumah tangga. Hampir setiap desa di Lobar punya tempat ngopi yang dikerjakan oleh masyarakat, diinisisasi oleh Bumdes.

“Kita berharap dengan koordinasi dan komunikasi yang sudah dilakukan sekarang ini, pembinaan UMKM di Lobar semakin diperhatikan. Karena pembinaan UMKM kopi ini satu-satunya industri di Lobar, selain industri pertanian yang bertahan. Industri UMKM bertahan baik saat pandemi maupun waktu gempa," ungkap Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, di Giri Menang, Lobar, Rabu (26/1).

Bupati Lombok Barat juga fokus terhadap pengembangan pasar UMKM. Ia tidak ingin UMKM tumbuh, tapi terkendala pasar. Karena itu hasil produk UMKM Lobar dipasarkan ke para ASN lingkup Pemda Lobar.

“Sebelum pasarnya ada, biasanya kami awali dari PNS Lobar dulu. Salah satunya yang tengah berjalan adalah garam. Alhamdulillah, kurang lebih 360 KK petani garam di Lobar itu awalnya sangat miskin. Tapi kemudian kita intervensi. Dua tahun pasca intervensi petani garam, petani garam melaporkan sudah bisa menyetor Ongkos Naik Haji (ONH),” kata Bupati yang sudah menjabat hampir dua periode ini.

Ia menambahkan, pihaknya saat ini bergerak ke sektor-sektor UMKM lainnya. Salah satunya sektor riil yang tengah dikembangkan di Lobar yakni “Si Tebel” (Silak Te Belanja Lek Batur Mesak). “Artinya Ayo Kita Berbelanja di Temen Sendiri. Dan setiap Jumat kita sosialisasikan dengan acara bersepeda bersama dan memberi contoh kepada masyarakat untuk berbelanja di pedagang kecil dan masyarakat kita sendiri. Jadi kita tak hanya intervensi, tapi UMKMnya juga dibantu pikirkan pasarnya,” ungkapnya.