_thumb.jpg "Koalisi Musisi Sepakat Palestina-Israel Bukan Konflik, Melainkan Genosida")
_thumb.jpg "Bagaimana Musisi Bersikap terhadap Gerakan Boikot Produk Terafiliasi Israel?")
_thumb.jpg "Koalisi Musisi Gelar Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS, Tunjukkan Solidaritas untuk Gaza")
Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, menyebut keberagaman yang ada di Indonesia menjadi modal kuat kemajuan bangsa. Hal ini disampaikan pria yang akrab disapa Zulhas ini dalam Pidato Kebudayaannya di Jakarta, Sabtu (29/1). Menurutnya, Negara Indonesia tidak hanya membahas mengenai sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Lebih dari itu, Indonesia yang kaya akan keberagaman sejatinya menjadi modal yang harus disyukuri bersama.
Tidak ada pilihan lain, bagi negara dengan keberagaman yang kompleks seperti Indonesia, persatuan harus dirajut, ujar Zulhas dalam pidatonya. Ia secara tegas menyebut, para pendiri bangsa telah menyepakati Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konsensus bernegara. Menurutnya, dengan tidak dimasukkannya agama menjadi dasar negara, untuk jangan dimaknai sebagai Indonesia menjadi negara sekuler.
"Sebagaimana bunyi sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, menjadi bukti bahwa di tengah keberagaman Indonesia, agama adalah pondasi untuk bernegara. Sekaligus bintang penuntun melaksanakan 4 sila lainnya," tegas Wakil Ketua MPR RI tersebut.
Menurutnya, hubungan agama dan negara dalam konsep Indonesia adalah hubungan yang bersifat simbiotik, saling mengisi, dan menjadi fusi sinergis yang menjaga keharmonisan. Tanpa menjadikan sebagai landasan hukum formal, agama pun telah jadi falsafah landasan moral yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Maka kalau ada pikiran Indonesia sebagai negara agama hanyalah menunjukan ketidakpahaman dalam memahami falsafah bernegara kita," beber Zulhas.
