Home Regional Covid-19 Melonjak, Bupati Tegal: PTM Tetap Lanjut, Tapi ada Syaratnya

Covid-19 Melonjak, Bupati Tegal: PTM Tetap Lanjut, Tapi ada Syaratnya

Slawi, Gatra.com - Kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah kembali meningkat dan beberapa di antaranya dicurigai varian Omicron. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat tidak akan menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM).

Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan, PTM di sekolah tetap boleh dilaksanakan meskipun kasus Covid-19 sedang mengalami peningkatan. "PTM dilanjut, tapi prokes harus ketat, dibatasi. Kapasitas tidak boleh 100 persen," kata Umi saat ditemui Rabu (2/2).

Selain tetap menerapkan pembatasan dan protokol kesehatan ketat, pelaksanaan PTM menurut Umi juga dibarengi dengan percepatan vaksinasi anak untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. "Vaksinasi kita gencarkan terus. Vaksinasi anak capaiannya baru 50 persen," ujarnya.

Umi juga menyatakan tempat-tempat wisata tetap boleh buka. Namun dia menekankan adanya pembatasan jumlah pengunjung. "Tempat wisata sementara ini menerapkan kebijakan kemarin, dibatasi. Pengunjung tidak boleh 100 persen, hanya 75 persen, dan harus prokes," tandasnya.

Menurut Umi, saat ini Covid-19 di Indonesia memang sudah mulai memasuki gelombang ketiga. Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi. "Bagi yang belum, segera vaksin, bagi yang sudah dua kali vaksin segera booster," ucapnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penangan Covid-19 Kabupaten Tegal Sarmanah Adi Muraeny mengatakan, kasus Covid-19 kembali menunjukkan peningkatan sejak dua minggu terakhir. Data terakhir, terdapat 48 kasus aktif dengan mayoritas adalah klaster keluarga. "Ada juga klaster sekolah," katanya.

Sarmanah mengungkapkan, dari puluhan kasus baru tersebut, terdapat dua kasus yang dicurigai merupakan varian Omicron.

"Baru probable, artinya dicurigai Omicron, mengarah ke Omicron. Untuk memastikan harus diperiksa WGS (whole genome sequencing). Dua itu dicurigai dari pemeriksaan laboratorium, diacak waktu itu. Salah satu indikator kenapa dicurigai yaitu CT valuenya rendah," jelasnya.

Menurut Sarmanah, sampel swab dua warga yang dicurigai terpapar Omicron tersebut sudah dikirim ke Laboratorium Kementerian Kesehatan di Semarang untuk diperiksa WGS sekitar dua pekan yang lalu. Hasilnya belum keluar. "Kalau WGS hasilnya memang lama keluarganya," kata dia.

Sarmanah menyebut faktor penyebab kembali terjadi peningkatan kasus tersebut salah satunya arena mobilitas masyarakat yang tinggi, terutama ke luar kota.

1041