Home Hukum Puluhan Bangunan Rata, Pesantren Gus Nuril Tetap Berdiri di Kawasan Lokalisasi Ini

Puluhan Bangunan Rata, Pesantren Gus Nuril Tetap Berdiri di Kawasan Lokalisasi Ini

Pati, Gatra.com - Dari sebanyak puluhan bangunan permanen yang dibinasakan di kawasan lokalisasi Lorok Indah (LI) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, ternyata masih ada bangunan yang berdiri kokoh di antara puing-puing bekas tempat prostitusi terbesar di Pantura Timur.

Gedung itu tak lain adalah eks-Kafe Permata milik Zainal Musyafak yang kemudian diwakafkan kepada KH Nuril Arifin (Gus Nuril) untuk dijadikan Pondok Yayasan An-Nuriyah Soko Tunggal, pada pertengahan Desember 2021. Setidaknya ada empat bangunan di lahan seluas 5.000 meter di kawasan LI bagian selatan yang masih tegak berdiri itu.

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nuriyah Pati, Khoirul Annas mengatakan, bangunan di kompleks itu yakni kantor pengurus pesantren, aula, dan dua bangunan semi permanen. Meski begitu, diungkapkan jika bangunan itu nyaris dirobohkan oleh lima unit peralatan berat, usai 70-an bangunan lain diratakan dengan tanah.

"Sebelum jam 15.00 WIB, kawan-kawan yang di sini bilang, tunggu dulu-tunggu dulu, belum ada persetujuan. Ada sekitar lima unit alat berat membongkar. Kamar santri dua lantai dirobohkan. Masih ada empat yang berdiri. Aula, dua gudang dan gedung untuk kantor sekaligus untuk menjahit," ujarnya di lokasi, Jumat (4/2).

Melihat gedung tersebut ditertibkan, Annas dan sejumlah massa pun mencoba menghadang peralatan berat tersebut. Hanya saja, proses penertiban bangunan pesantren tetap berlanjut. Proses penggusuran gedung itu baru berhenti, saat Gus Nova yang tak lain merupakan putra KH Nuril Arifin turun tangan.

"Kami ikut berlari menjaga-jaga agar tidak bentrok. Gus Nova bilang berhenti atau tidak. Alat berat pada mundur. Hingga bangunan yang tersisa hanya ini," bebernya.

Dari pantauan di lokasi, peralatan berat telah ditarik untuk meninggalkan kawasan lokalisasi LI. Puluhan bangunan lain sudah rata dengan tanah, kecuali bangunan yang telah diwakafkan untuk pesantren tersebut.

Menanggapi klaim pesantren di kawasan LI, Ketua Ansor Pati, Itqon Hakim mengatakan, jika bangunan itu bukanlah pesantren. Ia bahkan menduga, bangunan itu adalah tempat prostitusi yang disamarkan menjadi pesantren, agar tidak dirobohkan oleh pemerintah daerah.

"Saya ini lahir di lingkungan pesantren, belajar juga di pesantren, pulang pun tinggal di lingkungan pesantren, jadi paham betul dengan pesantren, dan dipastikan kawasan LI itu tidak ada pesantren. Adanya prostitusi yang nyamar jadi pesantren, biar tidak dirobohkan oleh Pemda, bahaya kan," ungkapnya kepada Gatra.com.

Meski begitu, ia mengamini jika di sana terpampang papan pondok pesantren. Namun dijelaskannya, papan tersebut baru dipasang setelah pemda merespon aspirasi masyarakat terkait penertiban kawasan prostitusi LI.

"Sepengetahuan kami, salah satu bangunan yang dirobohkan oleh Pemda dan diklaim oleh pihak-pihak tertentu sebagai pondok pesantren itu bukanlah pesantren, melainkan bangunan bertingkat dengan kamar-kamar yang identik dengan aroma prostitusi, lha wong banyak alat kontrasepsi kita temukan di lokasi kok, kan saya ada di lokasi dari awal hingga selesai pembongkaran," bebernya.

2006