Home Kesehatan Penularan Covid-19 di Masyakat Tinggi, Potensi Muncul Varian Baru?

Penularan Covid-19 di Masyakat Tinggi, Potensi Muncul Varian Baru?

 

Jakarta, Gatra.com- Pemerintah kembali menaikkan status level pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di beberapa daerah Jawa-Bali menjadi PPKM level 3. Pembatasan ini terjadi di beberapa wilayah, yakni aglomerasi Jabodetabek, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali dan Bandung Raya.

Berkaitan hal itu, pengamat kesehatan yang juga mantan Dirjen Pengendalian Penyakit & Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut pembatasan itu memang diperlukan untuk menekan angka penularan di masyarakat yang terus makin tinggi dari hari ke hari.

"Akhirnya pemerintah memberlakukan PPKM level 3 di beberapa daerah di negara kita. Hal ini memang amat diperlukan karena setidaknya ada tiga potensi bahaya dengan meningkat tingginya penularan COVID-19 di masyarakat," ungkap Prof Tjandra dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/2).

Pertama, lanjut mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara tersebut menyebut dengan makin banyaknya kasus maka tentu secara proporsional akan makin banyak juga yang sakit sedang atau berat. Atau setidaknya membuat beban pelayanan kesehatan makin meningkat.

"Apalagi sudah dikabarkan dua hari yang lalu bahwa sudah mulai banyak petugas kesehatan yang tertular COVID-19," jelas Prof Tjandra.

Artinya, lanjut dia, penularan di masyarakat pun harus ditekan agar jumlah yang kasus sedang berat juga dapat dikendalikan dan pelayanan rumah sakit juga dapat lebih optimal.

"Jangan sampai kejadian Juni dan Juli tahun yang lalu terjadi lagi," papar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu.

Ke dua, lanjut dia, beberapa waktu yang lalu, DirJen WHO Dr Tedros secara jelas menyebutkan bahwa “more transmission of COVID-19 means more deaths". Prof Tjandra menyebut pengendalian penularan di masyarakat merupakan salah satu upaya penting untuk menekan kasus berat yang dapat menimbulkan kematian.

"Kita dengan amat sedih mengetahui bahwa kemarin, 7 Februari 2022, ada 82 orang warga kita yang wafat akibat COVID-19 meningkat lebih dari 15 kali dalam sebulan dari 7 Januari 2022 dimana kita bersedih karena 5 warga kita wafat ketika itu," ungkapnya.

Ke tiga, kalau penularan di masyakat sedang tinggi seperti sekarang, maka virus harus berreplikasi untuk terus memperbanyak diri dalam penularan ini. Pada waktu virus berreplikasi maka dapat saja terjadi mutasi.

Jika mutasi berkepanjangan, ungkap Prof Tjandra, maka ini dapat berpotensi menimbulkan varian baru. "Jadi pengendalian penularan di masyarakat juga akan amat berperan untuk mencegah timbulnya lagi varian-varian baru di masa datang," pungkasnya.

 

53