Home Kesehatan Varian Covid-19 Berganti,, Tata Laksana Penanganan Pun Berubah

Varian Covid-19 Berganti,, Tata Laksana Penanganan Pun Berubah

Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, mengatakan jumlah kasus COVID-19 meningkat signifikan di Indonesia ini diprediksi kemungkinan karena varian Omicron.

Hal ini disampaikan dia dalam pernyataannya via Zoom di "Konferensi Pers dan Launching Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4" pada Rabu siang, (9/2).

"Kita ketahui bahwa kasus COVID-19 saat ini mengalami peningkatan yang sangat pesat sejak bulan Januari lalu," kata Agus.

Dia mengatakan, beberapa laporan dari rumah sakit-rumah sakit yang merawat pasien virus menular itu, terlihat proporsi pasien Omicron yang dirawat sudah hampir 60-70%. Di sisi lain, Agus menyebut perkembangan di dalam tata laksana penanganan virus corona di dunia internasional tentu mengalami perubahan.

Contohnya, tutur dia, obat-obatan antivirus yang diteliti sudah ada yang baru dan beberapa obat terkait komplikasi juga telah menunjukkan hasil yang baik. Tetapi ada beberapa obat yang tidak terbukti menyembuhkan COVID-19. Meski demikian, Agus tak menerangkan lebih lanjut obat-obat apa saja yang ia maksud.

Di samping itu ia mengatakan bahwa PDPI menekankan pada kasus COVID-19 yang sekarang terjadi lonjakan, kasus-kasus tanpa gejala, dan kasus-kasus ringan, maka penatalaksanaannya itu cukup dengan melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Atau isolasi yang terpantau di isolasi terpadu (isoter) di beberapa lokasi yang sudah ditunjuk oleh pemerintah. 

"Tentunya, obat-obatan harus diakses melalui tenaga medis, apa saja yang diberikan, nanti bisa diperoleh tentunya sesuai dengan derajatnya," Agus menambahkan.

Dia melanjutkan, pada beberapa kasus COVID-19 gejala ringan itu bisa dirawat inap. Terutama pada kasus dengan komorbid yang tidak terkontrol. "Bahwasanya tatalaksana khususnya pada kasus-kasus tanpa gejala dan ringan, cukup isolasi mandiri dan di rumah, yang sebelumnya mendapatkan obat-obat dari tenaga medis," kata Agus.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia melaporkan adanya penambahan 46.843 kasus konfirmasi positif virus corona, angka ini menjadikan total kasusnya sebesar 4.626.936. Juga ada kenaikan korban yang meninggal akibat virus menular tersebut sebanyak 65 orang, sehingga totalnya menjadi 144.784 orang, mengutip dari cuitan akun resmi Twitter Kemenkes, @KemenkesRI, pada Rabu sore, (9/2).

140