Home Sumbagsel Strategi Pemprov Menekan Angka Stunting di Sumatera Selatan

Strategi Pemprov Menekan Angka Stunting di Sumatera Selatan

Palembang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel), berkomitmen untuk terus berupaya menekan angka stunting di wilayahnya. Hasil Sensus Penduduk tahun 2020 menunjukkan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Sumsel sebesar 1,29 persen turun dibanding tahun 2010 sebesar 1,34 persen.

Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan dengan mencermati hasil Sensus Penduduk tersebut Sumsel berhasil mengendalikan laju pertambahan penduduk. Penurunan LPP itu salah satunya didorong keberhasilan pemerintah provinsi setempat dalam menyelenggarakan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

“Itu membuktikan atas kerja keras dan kerja cerdas kita semua berhasil mengendalikan laju pertambahan jumlah penduduk di Sumsel,” katanya usai mengukuhkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sumsel, Mediheryanto di Auditorium Bina Praja Pemprov Sumsel, Jumat (11/2).

Gubernur berharap Kepala BKKBN Perwakilan Sumsel yang baru ini dapat semakin mensinergikan, memadukan serta meningkatkan capaian Program Bangga Kencana di Sumsel, sehingga semakin optimal pada masa mendatang.

Menurutnya, salah satu tujuan membangun Sumsel adalah membangun dengan berbasis ekonomi kerakyatan yang didukung sektor pertanian, industri dan UMKM yang tangguh mengatasi pengangguran dan kemiskinan di perkotaan maupun di pedesaan. Kemudian, meningkatkan SDM, berpendidikan, profesional dan menjunjung tinggi nilai keimanan, kejujuran dan berintegritas.

“Itu semua sejalan dengan output yang diharap dari Program Bangga Kencana. Yang mana, manfaatnya akan dirasakan masyarakat bertahun-tahun ke depan,” katanya.

Mengenai stunting, lanjutnya, sebenarnya bisa ditekan. Sebab, semua kebutuhan tersedia di Sumsel, baik itu karbohidrat, protein dan lain-lainnya. 

“Pemenuhan karbohidrat dan protein kita ini tak kurang, hanya mungkin tak seimbang. Karena kebiasaan kita makan karbohidrat pakai gulai karbohidrat. Nah, ini tugas pendamping untuk memberikan edukasi ini ke masyarakat,” ujarnya.

Untuk menekan angka stunting ini, sambungnya, Pemprov Sumsel telah melakukan berbagai upaya. Selain menghidupkam posyandu, hingga menyalurkan bantuan timbangan digital ke kabupaten dan kota di wilayahnya. Bahkan, kini ada juga Gerakan Sumsel Mandiri Pangan guna membantu memenuhi kebutuhan makanan bergizi bagi masyarakat.

“Sekilas ini seperti remeh, kita beri bibit dan ilmu pengetahuan menanam bumbu dapur agar dapat kurangi pengeluaran keluarga. Karena kalau dihitung per bulan pengeluaran ini lebih besar daripada membeli beras. Ini butuh dukungan pendamping dari BKKBN. Saatnya kita harus bekerja simultan dan tidak ego sektoral,” katanya.

Di tempat sama, Direktur Pemberdayaan Ekonomi dan Keluarga (KSPK/BKKBN) Pusat, Ahmad Taufiq, mengatakan ada dua amanah besar Pemerintah ke daerah sesuai arahan Presiden pada BKKBN, yakni penurunan dan pencegahan stunting serta percepatan vaksinasi keluarga.

Menurutnya, dalam penurunan stunting pihaknya telah menyediakan model penelitian berikut infrastruktur serta membentuk tim percepatan dari pusat sampai kabupaten dan kota. Itu juga melibatkan unsur aparatur pembuat keputusan dan didukung satuan tugas yang independen serta para ahli.

“Jadi, semua berkoordinasi untuk penurunan angka stunting ini. Sekarang ini bukan zaman ego sektoral lagi, tapi menyatu dan gotong-royong kita tuntaskan pekerjaan ini bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BKKBN Perwakilan Sumsel, Mediheryanto, mengatakan pihaknya akan meningkatkan sinergi dengan Pemprov Sumsel untuk menjalankan amanah sebagai Kepala BKKBN. 

“Ada dua amanah besar yang dibawa ke sini. Pertama, kita harus mensukseskan Program Bangga Kencana, sehingga dapat ikut menurunkan angka kelahiran total. Lalu, menurunkan angka prevalensi stunting,” ujarnya.

Upaya penurunan itu, sambungnya, dapat dilakukan dengan tiga pendekatan. Pertama pendekatan gizi integratif secara terintegrasi semua sektor, lalu pendekatan multisektor yakni adanya kebersamaan sektor pemerintah dan non pemerintah.

“Jadi, partisipasi semua sektor terkait sangat diharapkan. Terutama dukungan Gubernur Sumsel. Nah, upaya ketiga adalah pendekatan keluarga beresiko stunting,” katanya.

1068