Home Ekonomi Pemerintah Dukung Mondelez Tingkatkan Ekspor

Pemerintah Dukung Mondelez Tingkatkan Ekspor

Jakarta, Gatra.com – Pemerintah terus berupaya meningkatkan ekspor berbagai komoditas. Kementerian Koordinator Maritim & Investasi (Kemenkomarves), Kementerian Investasi (BKPM), dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyambut baik PT Mondelez Indonesia Manufacturing membangun pabrik baru untuk meningkatkan produksi dan ekspor biskuit Orea di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (Jabar).

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyampaikan, industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor manufaktur andalan Indonesia yang berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kami sangat menyambut baik perluasan pabrik Mondelez International di Cikarang, Jawa Barat ini,“ kata Putu Juli Ardika.

Senada dengan Putu Juli Ardika, Sekretaris Utama dan Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi (BKPM), Ikmal Lukman, investasi merupakan salah satu faktor penggerak pertumbuhan sektor industri, khususnya dalam mendukung upaya pemerintah mendorong pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19.

“Pemerintah bertekad terus mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui kebijakan strategis dan diambilnya langkah-langkah di luar kebiasaan untuk meningkatkan daya saing Indonesia, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi investor asing maupun dalam negeri,” kata Ikmal.

Direktur PT Mondelez Indonesia Manufacturing, Zaenal Abidin, dalam keterangan pers yang diterima pada Sabtu (12/2), menjelaskan, permintaan ekspor terus meningkat sehingga pihak menambah lini produksi biskuit Oreo kelas dunia di Cikarang. Lini produksi baru ini akan memproduksi biskuit yang sebagian besarnya ditujukan untuk ekspor ke negara-negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah.

“Tercatat volume ekspor pabrik Mondelez International di Cikarang meningkat lebih dari 250% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan permintaan ekspor dari berbagai negara ini, tak lepas dari keberhasilan pabrik Mondelez International di Cikarang dalam menjaga kualitas hasil produksi dan efektivitas pabrik,” katanya.

Meningkatnya permintaan ekspor dari berbagai negara ini, lanjut dia, sejalan dengan peningkatan permintaan konsumen terhadap makanan ringan. Menurut hasil survei State of Snacking terbaru, 85% konsumen secara global dan 94% di Indonesia mencari kesenangan dengan mengonsumsi setidaknya satu camilan sebagai kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, permintaan konsumen Indonesia akan biskuit Oreo pun terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia adalah pasar Oreo terbesar di Asia Tenggara dan top 5 secara global.

“Sejalan dengan meningkatnya permintaan konsumen tersebut, Mondelez International menambah lini produksi biskuit, dengan nilai investasi sebesar US$23 juta, setara dengan Rp320 miliar,” ujar Zaenal.

Menurutnya, investasi terbaru ini akan meningkatkan kapasitas produksi Oreo sekitar 70% dan akan menjadikan pabrik di Cikarang masuk dalam jajaran pabrik biskuit Mondel?z International berkapasitas besar. Hingga saat ini, pabrik di Cikarang itu merupakan salah satu pusat produksi biskuit kelas dunia, yang memproduksi berbagai produk biskuit, seperti Oreo, Mini Oreo, dan Ritz.

“Merupakan pusat ekspor untuk lebih dari 35 negara, mencakup pasar di Asia Pasifik dan Timur Tengah, termasuk Jepang, Australia, dan Selandia Baru,” katanya.

Pembangunan lini produksi Oreo terbaru ini merupakan proyek investasi tercepat dari Mondelz International. Dimulai pada awal 2020 selama pandemi Covid-19, dan selesai pada akhir 2021 tanpa insiden baik dari segi keselamatan maupun kesehatan, berkat standar keselamatan dan kesehatan yang tinggi.

Zaenal melanjutkan, lini produksi terbaru ini menggunakan teknologi terbaru dalam produksi biskuit, termasuk mesin yang menghemat energi, air, dan karbon untuk mendukung proses produksi yang lebih berkelanjutan. Ini sejalan dengan misi pihaknya, yakni menciptakan makanan ringan dengan cara yang berkelanjutan, baik untuk manusia maupun planet bumi.

“Mondelz International berharap investasi ini akan memberikan kontribusi positif bagi ekspor dan devisa negara, penciptaan lapangan kerja, pengembangan industri makanan dan minuman di Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Zaenal.

431