Home Lingkungan Jalur Wisata Dlingo Rusak, Warga Diminta Bersabar

Jalur Wisata Dlingo Rusak, Warga Diminta Bersabar

Bantul, Gatra.com – Warga sepanjang jalur wisata Patuk-Dlingo mengeluhkan kerusakan jalan yang semakin bertambah dari tahun-ke tahun. Sempat diuruk pengelola obyek wisata dengan batu gamping, malah memperparah kondisinya karena menimbulkan debu.

Kerusakan jalan ini terdapat di ruas jalan Pedukuhan Pandeyan, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Handayani (42)  ditemui rumahnya yang berada di pinggir jalan mengatakan, kerusakan jalan sepanjang satu kilometer ini sudah bertambah parah saat jalur Patuk-Dlingo menjadi akses utama menuju obyek wisata di Dlingo seperti Pinus Pengger, Puncak Becici dan Pinus Mangunan.

“Sekarang kondisinya parah. Kayak di Sumatera, Selain bus pariwisata yang banyak, jalur truk-truk besar yang mengangkut kayu juga melintas. Kendaraan bertonase besar ini tentu membuat kerusakan jalan semakin parah,” katanya Selasa (15/2).

Menurutnya lubang-lubang menganga semakin dalam membahayakan pengendara yang melintas.

Oleh pengelola obyek wisata, Handayani menceritakan jalan berlubang itu sempat diuruk dengan batu gamping agar tetap nyaman dilintasi. Namun ini malah menambah para keadaan sebab menimbulkan debu.

"Kalau ada mobil, bus, truk lewat debunya menakutkan. Pekatnya debu menyebabkan usaha angkringan saya sepi dari pengunjung dan bahkan sempat memparah asma anak saya," ucapnya.

Warga kata Handayani sudah melakukan protes pengelola ketiga objek wisata agar membuat langkah mengatasi persoalan tersebut. Tapi keluhan warga tidak ditanggapi pengelola.

Sebagai solusi, setiap hari selama dua minggu terakhir dirinya menyiapkan ember berisi air untuk mengepel dan membersihkan perabotan rumahnya. Dirinya mengatakan jika tidak ada tanggung jawab lebih lanjut, warga akan menanam pisang di tengah jalan.

Ketua Koperasi Wisata Mataram (Koperasi Wisata Hutan Pinus Di Dlingo), Ipung Purwoharsono mengatakan sebenarnya solusi menguruk dengan batu gamping merupakan upaya membuat nyaman wisatawan atau pengendara yang melintas Jalan Patuk-Dlingo tersebut.

“Ini kami lakukan karena jalur Patuk-Dlingo rusak parah. Kalau menimbulkan ketidaknyamanan warga kami meminta maaf,"papar dia.

Dirinya mengatakan di musim penghujan ini dampak yang ditimbulkan tidak akan berlangsung lama. Tanah kapur akan cepat hilang terbawa aliran air hujan. Sehingga ia meminta warga bersabar sembari menunggu kebijakan pemerintah memperbaiki jalur Patuk-Dlingo ini.

Data dari Ipung dari November sampai 7 Februari 2022, tercatat ada sebanyak 1.312 bus besar yang melintasi jalur Patuk-Dlingo-Imogiri. Namun dari pengamatan di lapangan, bus lebih memilih memilih jalur Patuk-Dlingo pulang pergi karena lebih aman.

Jalur Dlingo-Imogiri dinilai rawan kecelakaan karena menurun panjang dan berkelok tajam. Terakhir kecelakaan tunggal bus pariwisata menyebabkan 13 penumpang tewas.


 

317