Lebak, Gatra.com- Danone-AQUA bekerjasama dengan Nazava Water Filter (Nazava) menyerahkan bantuan fasilitas air minum. Bantuan diberikan kepada 135 keluarga pengungsi yang menempati hunian sementara (huntara) Lebakgedong, Banten, setelah pemukiman mereka terdampak banjir bandang pada Januari 2020 lalu.
Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia kepada Febby Rizky Pratama, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang kemudian melanjutkan dengan penyerahan secara simbolis kepada perwakilan masyarakat.
Danone-AQUA dan Nazava menyerahkan fasilitas air minum berupa alat Penyaring Air Minum Nazava yang dapat mengolah air bersih menjadi air yang dapat langsung diminum. Kolaborasi ini, diharapkan dapat membantu warga penghuni huntara memperoleh akses air minum yang aman dengan lebih mudah.
Asisten Daerah II Kabupaten Lebak, Ajis Suhendi mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Danone-AQUA dan Nazava ini. “Inisiatif yang kita lakukan hari ini merupakan bentuk kolaborasi lintas sektor yang terjalin dengan baik," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/2).
Hal ini juga, menurutnya sejalan dengan komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak untuk menyalurkan air minum yang aman bagi masyarakat. Sebelumnya Danone-AQUA dan Nazava juga telah mendistribusikan alat penyaring air minum ini bagi 150 sekolah dasar di Kabupaten Lebak.
Sementara itu, Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menyebut bantuan fasilitas air minum ini merupakan perwujudan visi Danone secara global, "One Planet One Health" untuk menyediakan makanan dan minuman sehat bagi masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan alam.
“Kami berupaya dan berkomitmen untuk terus dapat hadir dan memberikan dampak positif termasuk membantu masyarakat Indonesia dalam mendapatkan air minum yang aman, yang sangat penting bagi kesehatan kita," jelasnya.
Founder dan CEO Nazava, Lisa Heederik mengatakan bahwa dengan penggunaan fasilitas air minum ini, maka dapat mengganti penggunaan kayu bakar untuk merebus air. “Penebangan pohon untuk kayu bakar mungkin merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir dan longsor sehingga harus dikurangi dan mengurangi insiden terjadinya diare di masyarakat,” ujarnya
