Home Ekonomi Kadin Buka Peluang Gandeng Korsel Produksi Baterai Mobil Listrik

Kadin Buka Peluang Gandeng Korsel Produksi Baterai Mobil Listrik

Jakarta, Gatra.com- Wakil Ketua Umum KADIN Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri, Shinta W. Kamdani mengatakan, KADIN Indonesia dan komunitas pelaku usaha telah mengidentifikasi beberapa peluang kerja sama yang dapat dikembangkan dan dikerjasamakan lebih jauh dengan Korea Selatan. Yakni, kerjasama supply chain baterai produk elektronik dan mobil listrik (electric vehicle).

"Indonesia memiliki deposit nikel terbesar di dunia, sementara Korea merupakan salah satu negara pemanufaktur baterai terbesar di dunia," ungkap Shinta dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/2).

Hal ini, lanjut Shinta dapat menciptakan peluang bagi Indonesia dan Korea untuk bekerjasama mengembangkan industri baterai. "Khususnya baterai kendaraan elektrik (electric vehicle) yang terus tumbuh permintaannya di dunia seiring dengan transisi ekonomi hijau," ungkapnya.

Masih sehubungan dengan kendaraan elektrik, Shinta menyebut potensi kerja sama Indonesia-Korea juga ada di supply chain manufaktur yang lebih luas antara lain di sektor kendaraan bermotor, produk permesinan dan produk elektronik beserta dengan komponen dan suku cadangnya.

Beberapa perusahaan Korea ternama seperti Posco dan Lotte telah menjadi investor besar di Indonesia di sektor besi atau baja dan industri kimia. Pada saat yang sama, ekspor produk manufaktur utama Indonesia, yakni ekspor produk dan komponen kendaraan bermotor, permesinan dan produk elektronik, sangat kompetitif.

Tetapi belum memiliki diversifikasi supply chain yang memadai di dalam negeri untuk menjaga stabilitas kinerja ekspor. Hal ini menciptakan peluang bagi pelaku usaha Indonesia dan Korea untuk menciptakan industri intermediary goods untuk produk-produk tersebut dari industri hulu baja dan petrokimia yang sudah diinvestasikan oleh pelaku usaha Korea di Indonesia.

Shinta juga menyebutkan, potensi kerja sama yang besar juga terbuka di Industri kesehatan. Momentum pandemi memberikan dorongan yang serius pada Indonesia untuk mempercepat reformasi sistem kesehatan nasional, baik dari segi fasilitas kesehatan publik maupun dari segi industri.

"Reformasi sistem kesehatan publik dan industri kesehatan yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia akan menjadi ladang potensi yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku bisnis Korea untuk meningkatkan business presence nya pada Industri ini," jelas Shinta.

Sepanjang COVID-19, kata dia, pelaku usaha Indonesia dan Korea telah melakukan kerja sama untuk menanggulangi pandemi, antara lain kerja sama pembuatan vaksin antara Kalbe Farma dengan the National Institute of Health Research and Development and Daewoong Infion dan Genexine (GX-17).

Kerja sama ekonomi dan bisnis antara Indonesia dan Korea masih terbuka lebar. Data angka ekspor dan impor pada Tahun 2020 mencatatkan defisit bagi Indonesia sebesar US$341 juta dengan rincian nilai ekspor Indonesia ke Korea sebesar US$6,5 juta dan Nilai Total Ekspor Korea ke Indonesia sebesar US$6,8 juta.

Data-data ini menunjukkan indikasi yang kuat bahwa potensi kerjasama bisnis dan ekonomi, khususnya pembentukan value & supply chain di antara kedua negara perlu digali lebih dalam dan serius agar lebih seimbang dan lebih menguntungkan bagi kedua negara.

149