Home Politik Kotak Pandora Komunikasi Publik dari Sukarno, SBY, hingga Jokowi Diungkap Pakar UGM Lewat Buku

Kotak Pandora Komunikasi Publik dari Sukarno, SBY, hingga Jokowi Diungkap Pakar UGM Lewat Buku

Yogyakarta, Gatra.com - Para Presiden Indonesia, dari Sukarno, Soeharto, B.J. Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, SBY, hingga Joko Widodo dinilai punya 'kotak pandora' dalam komunikasi publik mereka. Komunikasi publik para elite ini bisa dipelajari, termasuk untuk membedah kebijakan publik mereka.

Hal itu disampaikan pengajar Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (24/2).

"Mereka adalah sosok presiden yang jika diperhatikan memiliki keunikan tersendiri, baik dari pesan-pesan utama yang sering disampaikan, cara penyampaian pesan-pesan tersebut, ekspresi non-verbal mereka, gaya dan intonasi suara mereka ketika berbicara di depan publik," tutur Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies itu.

Nyarwi menyebut, keberadaan para tokoh tersebut di atas dalam panggung komunikasi publik tak ubahnya seperti gugusan panorama komunikasi.

Pada level permukaan, hal-hal yang terlihat dari panorama tersebut barangkali hanyalah profil dan karakter serta peran para tokoh tersebut dalam panggung komunikasi publik tersebut.

"Namun, sebenarnya ada banyak hal yang terjadi dan dapat kita saksikan di dalam gugusan panorama tersebut. Gugusan panorama ini bahkan tak ubahnya seperti kotak pandora," kata doktor lulusan Bournemouth University, Inggris, tersebut.

Jika kita telusuri secara lebih mendalam isi kotak pandora tersebut, Nyarwi menjelaskan, ada hal-hal yang jauh lebih menarik untuk dijadikan pelajaran, baik untuk pengembangan dunia profesi media dan komunikasi, maupun bidang keilmuwan komunikasi.

"Pelajaran tersebut bisa terkait dengan beragam hal, mulai dari profil dan karakter mereka sebagai komunikator publik, hingga keunikan model dan gaya komunikasi publik yang mereka kembangkan ketika merespons berbagai ragam isu-isu publik," katanya.

Menurut Nyarwi, komunikasi publik seringkali diasosiasikan dengan komunikasi politik. Hal ini tak lain karena komunikasi publik jamak dijalankan oleh para elit, khususnya elit politik.

"Komunikasi publik tentu saja tidak hanya dijalankan oleh para elit politik. Tapi juga dijalankan oleh beragam jenis elit yang memiliki posisi dan peran penting dalam kehidupan publik," kata dia.

Untuk memahami lebih jauh ihwal komunikasi publik ini, Nyarwi membedahnya dalam buku 'Dasar-dasar Komunikasi Publik' yang baru saja ia terbitkan.

Menurutnya, komunikasi publik sudah lama menjadi salah satu istilah yang sering digunakan dan juga topik perbincangan di kalangan para tokoh publik, praktisi, peneliti dan ilmuwan bidang ilmu sosial dan politik, khususnya Ilmu Komunikasi.

Topik ini juga sudah lama menjadi bahan pembahasan yang tersebar dalam sejumlah perkuliahan yang diselenggarakan di kampus-kampus, termasuk UGM.

"Hanya saja, tidak banyak di antaranya yang mengembangkan topik bahasan tersebut sebagai salah satu jenis mata kuliah," katanya.

Buku ini membahas komunikasi publik secara lengkap yang mencakup tiga hal.

Pertama, sejumlah perspektif, teori dan konsep dasar yang terkait dengan komunikasi publik. Kedua, refleksi Nyarwi atas perkembangan dan penggunaan perspektif, teori dan konsep dasar tersebut dalam kajian komunikasi publik.

Ketiga, refleksi penulis atas beberapa isu komunikasi publik yang terkait dengan aktor dan komunikator publik dan juga yang dihadapi oleh organisasi-organisasi--yang memiliki tanggung jawab moral untuk mengelola isu-isu dan kepentingan-kepentingan--publik.

Di dalam buku ini, juga dipaparkan hal dasar yang perlu dipelajari dalam bidang kajian dan profesi komunikasi publik. "Hal-hal dasar tersebut antara lain mencakup alasan-alasan mengapa kita perlu belajar komunikasi publik," ujarnya.

206