Home Kalimantan Banjarbaru Jadi Ibu Kota Kalsel, Walikota Diminta Pertahankan Lahan Pertanian

Banjarbaru Jadi Ibu Kota Kalsel, Walikota Diminta Pertahankan Lahan Pertanian

Banjarbaru, Gatra.com - Rencana dipindahkannya lokasi ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), dari Banjarmasin ke Banjarbaru memantik kekhawatiran Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman.

Dia khawatir Kota Banjarbaru yang selama ini menjadi daerah penghasil tanaman holtikultura berupa sayur dan buah - buahan, perlahan namun pasti produksinya akan berkurang, karena lahan perkebunan akan beralih fungsi menjadi lokasi perumahan.

"Yang namanya ibu kota pasti banyak orang yang akan migrasi ke Banjarbaru. Saya mendukung Banjarbaru jadi ibu kota Kalsel, namun bila tidak dijaga, saya khawatir lahan pertanian dan perkebunan akan makin berkurang," ujar Syamsir Rahman kepada Gatra.com di Banjarbaru, Kamis (24/2).

Disampaikannya, selama ini Banjarbaru menjadi klaster tanaman pangan di komuditi holtikultura sayur, buah - buahan, padi dan jagung.

"Untuk lahan pertanian tidak terlalu luas di Kota Banjarbaru. Lokasinya hanya ada di Cempaka, Landasan Ulin dan Bangkal. Yang luas adalah lahan perkebunan. Namun sudah banyak yang dijadikan lahan perumahan," bebernya.

Syamsir pun meminta kepada Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin untuk mempertahankan lokasi lahan pertanian dan perkebunan agar tidak beralih fungsi. "Hal ini sudah saya sampaikan langsung ke wali kota. Alhamdulillah direspon dengan baik. Lahan harus kita jaga. Bila investor mau gunakan lahan harus izin juga ke Dinas TPH," pintanya.

Ditegaskannya, proses alih fungsi lahan pertanian tidak lah mudah. Sesuai aturan LP2B, lahan yang dialih fungsikan wajib diganti dengan lahan esisting atau lahan yang sudah dipakai dan menghasilkan seluas empat kali lipat. "Bila itu tidak di penuhi, maka harus dipertimbangkan untuk mengizinkannya," tegasnya.

Syamsir juga meminta kepada Bappeda, Dinas PUPR Kota Banjarbaru untuk mencermati lokasi mana yang sesuai dengan tata ruang. "Kalau Kota Banjarbaru semuanya dijadikan perumahan, pertokoan dan supermarket, makan apa kita," gumamnya.

Bukan hanya "petinggi" Kota Banjarbaru yang diingatkan Syamsir. Para petani juga diwanti - wanti agar tidak mudah menjual lahan miliknya kepada investor yang akan "menyerbu" kota berjuluk 'Idaman' itu.

"Penyuluh pertanian saya minta memberikan pemahaman kepada petani di Banjarbaru untuk tidak mudah tergoda menjual lahannya pada investor. Nikmatnya hanya sesaat, selanjutnya petani akan menderita," tukasnya.

227