Home Gaya Hidup Para Dai Edukasi Politik, Tapi Tak Mau Jadi Alat Politik

Para Dai Edukasi Politik, Tapi Tak Mau Jadi Alat Politik

Karanganyar, Gatra.com- Para dai yang tergabung di Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) siap bersinergi dengan elemen bangsa dalam menebarkan kebaikan. Termasuk dengan tokoh politik maupun partai politik. Namun tak mau dijadikan alat berpolitik praktis.

Demikian ditegaskan Ketua Pengurus Wilayah Ikadi Jawa Tengah, Usep Badruzzaman kepada wartawan usai Muswil dan pelantikan pengurus tahun 2022-2027 di Karanganyar, Minggu (27/2).

“Ikadi sebagai ormas perekat umat dan sebagai ikatan dai, jelas fungsinya. Fungsi kita bukan di politik. Ikadi melakukan kegaiatannya agar umat merasa nyaman. Menjadikan perbedaan itu rahmatan lil alamin. Mengenai politik jelang pemilu 2024, kita ada di tengah-tengah. Ikut pula mengedukasi politik ke masyarakat. Tapi Ikadi bukan alat politik. Itu penegasan ormas kami,” katanya.

Sinergi dengan berbagai elemen bangsa bertujuan melakukan perbaikan-perbaikan akhlak. Di luar problem politik, lanjutnya, masih banyak persoalan kompleks umat Islam di Jawa Tengah. Ia meyakini dengan komunikasi secara intens ke umat dan dibantu sinergi berbagai kalangan, mampu memberi solusi pemecahan masalah tersebut.

“Dari seluruh penduduk di Jateng, 32 juta diantaranya muslim. Tentunya banyak persoalan yang dihadapi umat Islam. Ikadi hadir untuk menyelamatkan umat dari kehancuran karena perbedaan dan perselisihan,” katanya.

Ia kembali menegaskan, kehadiran Ikadi menjadi wahana para dai dan umat Islam untuk melakukan kerja bersama memperbaiki kondisi umat dari keterpurukan dan menyebarkan Islam yang lurus (hanif), moderat (wasathi) nan rahmatan lilalamin di segala bidang. Ia juga mengajak para elite politik maupun parpol serta pemerintah dan berbagai elemen mendukung gerakannya itu.

Sementara itu disebutnya, Ikadi menarget kepengurusan 100 persen di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Saat ini baru terbentuk 19 pengurus daerah di bawah Ikadi Jateng.

Sementara itu Ketua Pengurus Pusat Ikadi, Ahmad Kusyairi Suhail mengatakan ormasnya yang telah berusia 20 tahun telah memiliki pengurus di 350 kabupaten/kota di Indonesia.

“Dakwah itu membahagiakan. Kami bersinergi dengan berbagai elemen seperti Kemenag, BNPT dan pemerintah daerah. Kerjasama membangun bangsa. Karena untuk menyelesaikan masalah umat, tidak bisa sendirian. Ikadi hadir menjadi ormas perekat umat dan menebarkan Islam menjadi rahmatan lil alamin dalam bingkai NKRI,” katanya.

1168