Home Internasional Pertempuran Hari Keempat di Ukraina, Ratusan Ribu Warga Mengungsi

Pertempuran Hari Keempat di Ukraina, Ratusan Ribu Warga Mengungsi

Kharkiv, Gatra.com - Pertempuran berkecamuk di jalan-jalan kota terbesar kedua Ukraina pada Minggu pasca pasukan Rusia menembus garis pertahanan Ukraina, meski kedua belah pihak mengatakan mereka siap melakukan pembicaraan guna menghentikan konflik yang memaksa ratusan ribu orang mengungsi meninggalkan rumah mereka.

Tembakan dan ledakan senapan mesin terdengar bersahutan di Kharkiv di timur laut Ukraina. Seorang jurnalis AFP melihat puing-puing kendaraan lapis baja Rusia dan beberapa lainnya ditinggalkan.

Pada hari keempat invasi Rusia, telah membuat gelombang kejut ke seluruh dunia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak tawaran Moskow untuk bertemu di Belarus, sehingga mengakibatkan kemungkinan pasukan Rusia akan terus menyerang Ukraina.

Zelensky mengatakan Ukraina telah mengusulkan tempat netral seperti di Warsawa, Bratislava, Budapest, Istanbul dan Baku sebagai lokasi alternatif melakukan negosiasi dengan Rusia.

"Setiap kota lain di negara yang wilayahnya tidak bisa diterbangkan rudal akan cocok untuk kita," kata Zelensky.

"Malam terakhir di Ukraina brutal," katanya. "Mereka melawan semua orang. Mereka melawan semua makhluk hidup - melawan taman kanak-kanak, melawan bangunan tempat tinggal dan bahkan melawan ambulans," tambah Presiden Ukraina.

Ukraina telah melaporkan 198 warga sipil tewas, termasuk tiga anak-anak, sejak invasi dimulai.

Presiden Vladimir Putin yang melanjutkan serangan itu, menentang sanksi Barat.

Banyak anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) diterjunkan termasuk mengirim senjata dan amunisi ke Ukraina, dan telah menawarkan bantuan kemanusiaan, meski mereka mengatakan tidak akan campur tangan secara militer.

NATO juga mengatakan akan mengerahkan sebagian dari 40.000 pasukan --untuk pertama kalinya- sebagai respon cepatnya ke Eropa Timur, sekaligus langkah meyakinkan bagi Ukraina dan negara-negara yang pernah menjadi bagian dari blok Komunis.

Sehari setelah Berlin mengatakan akan mengirim senjata anti-tank dan rudal Stinger ke Ukraina, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dunia berada dalam "era baru" dan memperingatkan kemungkinan "sanksi lebih lanjut", terhadap Rusia.

Di London, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan konflik itu bisa berlangsung "beberapa tahun" .

Selain serangan terhadap Kharkiv, yang terletak di dekat perbatasan Rusia, Moskow juga mengklaim bahwa pihaknya "sepenuhnya" mengepung kota Kherson di Ukraina selatan, dan kota Berdyansk di tenggara.

Keduanya terletak di dekat semenanjung Krimea, yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014.

Pejabat Ukraina juga mengatakan bahwa pipa gas di Kharkiv timur dan depot minyak di dekat ibu kota Kyiv menjadi sasaran pasukan Rusia dalam satu malam.

Klaim tersebut memang tidak dapat diverifikasi secara berimbang.

Banyak penduduk Kiev menghabiskan waktunya semalaman di tempat penampungan, ketika pasukan Ukraina mengatakan mereka sedang melawan "kelompok sabotase" Rusia, kendati di hari Minggu suasana relatif tenang dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Kota ini berada di bawah jam malam hingga Senin. Beberapa penduduk tetap memilih keluar mengungsi.

Sanksi Perbankan Rusia

Menanggapi invasi, Barat mengatakan akan menghapus beberapa bank Rusia dari sistem pesan bank SWIFT, sekaligus membekukan aset bank sentral – menghantam perdagangan global Rusia.

Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) adalah sistem pengiriman pesan yang aman untuk memastikan pembayaran lintas batas yang cepat, yang telah menjadi mekanisme utama untuk membiayai perdagangan internasional.

Bank-bank Rusia yang menolak akses ke SWIFT akan kesulitan berkomunikasi dengan rekan-rekan internasionalnya, bahkan di negara-negara sahabat seperti China, akan memperlambat perdagangan dan membuat transaksi menjadi lebih mahal.

Seorang pejabat senior AS mengatakan tindakan itu akan mengubah Rusia menjadi "paria". Ia menambahkan bahwa satuan tugas akan "memburu" aset oligarki Rusia.

Jerman sebelumnya menolak penghapusan SWIFT karena kekhawatiran Rusia dapat memotong pasokan gas utama.

81