Home Teknologi Rentan Jadi Korban, Mafindo dan Google Gelar Program Tular Nalar Lansia di Wonosobo

Rentan Jadi Korban, Mafindo dan Google Gelar Program Tular Nalar Lansia di Wonosobo

Wonosobo, Gatra.com – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Google menginisiasi program tular nalar bagi warga lanjut usia (lansia) dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi digital.

Di Wonosobo, Mafindo dan Google bekerja sama dengan Pemkab membekali para lansia dengan kemampuan untuk melindungi data dan privasi serta kemampuan untuk bisa memilah kabar bohong.

Program Manajer Tular Nalar, Santi Indra Astuti mengatakan, kelompok lansia adalah kelompok rentan tereksploitasi kejahatan dunia digital, disebabkan dalam mengakses ruang digital lansia memiliki banyak keterbatasan, diantaranya dalam akses perangkat digital dan keterbatasan fisik disebabkan penurunan beberapa fungsi tubuh.

“Kelompok lansia termasuk satu dari lima kategori yang rentan tereksploitasi kejahatan dunia digital yang disebabkan dalam mengakses ruang digital lansia memiliki banyak keterbatasan dalam pengolahan informasi yang valid dan terverifikasi, mengalami technostress, keterbatasan akses pada perangkat digital, keterbatasan fisik karena penurunan beberapa fungsi tubuh, mudah termakan hoaks dan tidak sadar dalam hal perlindungan data pribadi,” katanya, dalam keterangannya, Minggu (27/2).

Dia menjelaskan,saat ini telah disusun kurikulum yang khusus bagi warga lansia. Kurikulum ini menggunakan pendekatan yang juga berfokus pada lansia, sehingga diharapkan materi edukasi yang kami buat bisa membantu dan meningkatkan kapasitas literasi digital warga lansia agar cakap di dunia digital.

Sementara, Astin Meinarsih Korwil Mafindo di sela-sela acara menjelaskan, bahwa kegiatan ujicoba pelatihan Digital Literasi semacam ini dinilai sangat efektif, dimana pesertanya adalah para lansia yang memerlukan pendekatan khusus agar mereka dapat menangkap apa yang disampaikan oleh masing-masing fasilitator. Dia berharap ujicoba ini akan berhasil pada pelatihan-pelatihan berikutnya.

Salah satu peserta dari komunitas Jakilun, Ibu Santi mengaku senang mengikuti kegiatan ini. “Menurut saya materi yang disampaikan dengan metode diskusi seperti ini menjadikan kegiatan pelatihan tidak monoton dan membosankan,” ungkapnya.

Pelatihan kali ini diikuti 20 orang perwakilan komunitas lansia, seperti PWRI, Jakilun dan beberapa perwakilan dari kelompok pemuda di Wonosobo ini menggunakan pendekatan langsung kepada peserta.

Mereka diajak untuk menganalisis 3 tema yakni penipuan online, berita hasutan, dan berita hoaks. Diharapkan dari pendekatan ini, lansia akan lebih mudah menerima materi dan sekaligus nantinya ujicoba pendekatan seperti ini akan diterapkan pada pelatihan serupa di 26 Kabupaten Kota lain.

Rencananya pelatihan ini akan kembali dilaksanakan besok dengan peserta khusus lansia bertempat di Pendopo Utara, dengan menggunakan metode yang sama. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta akan lebih cakap dalam menerima informasi di media sosial, dan dapat menjadi fasilitator digital di lingkungan mereka masing-masing.

1405