Home Ekonomi KPM Ungkap Pemotongan Paket Pangan, Inginkan Tunai Saja

KPM Ungkap Pemotongan Paket Pangan, Inginkan Tunai Saja

Karanganyar, Gatra.com – Penyaluran uang tunai bantuan pangan non tunai (BPNT)/Kartu Sembako mendapat respons positif para penerimanya. Mereka merasa bantuan tunai lebih fleksibel dalam pemanfaatannya daripada sembako. Terlebih, mereka merasakan sembako yang ditebusnya dari e-warong, disunat.

Pengakuan para penerima BPNT mengemuka dalam kunjungan kerja Anggota Komisi VIII DPR, Paryono, di Balai Desa/Kecamatan Karangpandan Karanganyar, Jateng, Rabu (2/3). Sekadar informasi, penyaluran BPNT pada tahun lalu masih disalurkan berupa beras, telur, dan sayuran atau komoditas pertanian lainnya. Nilainya per penerima Rp600 ribu per tahun yang diberikan tiga bulan sekali. Pada tahun ini, Kemensos berencana memberikannya tunai per tiga bulan.

"Sembako yang diterima, susutnya banyak. Misalnya senilai Rp600 ribu, susutnya sampai Rp50 ribu sendiri," kata Mardi warga Desa Bangsri.

Sedangkan warga Desa Bangsri, Hartono, mengaku heran setelah bantuan pangan diterima, ternyata lebih mahal dari harga pasaran. Ia sempat menghitung paket bantuan pangan kurang dari Rp200 ribu.

"Tempe di pasar Rp1.000 [per bungkus]. Ini malah itungannya Rp1.500," katanya.

Widodo, warga Desa Tohkuning, mengaku sepakat BPNT diganti uang tunai. Menurutnya, penggunaan lebih fleksibel. "Kalau saat sangat butuh dana, bisa pakai uang BPNT," katanya yang mengaku sudah setahun lebih mendapatkan bantuan pangan.

Menanggapi hal itu, Paryono mengatakan, problem BPNT menjadi perhatian khusus pihaknya dengan Kementerian Sosial. Berbagai aduan masyarakat seakan tak pernah sepi.

"Beras yang seharusnya 15 kilo jadi 12 kilo. Tomat hanya dua buah dan kubis seperempat kilo. Harusnya lebih dari itu senilai Rp200 ribu. Memang diberi sembako tetapi nilainya malah lebih sedikit," katanya.

Mengenai perubahan penyaluran BPNT dari barang ke uang tunai, regulasinya terus dimatangkan. Ia mengatakan, perubahan ini memberikan semangat kemandirian bagi keluarga penerima manfaat. Konsekuensinya, bagi e-warong, katanya, bakal muncul kegaduhan.

"Saya enggak masalah dimusuhi pedagang (e-warong). Itu demi masyarakat yang sangat membutuhkan. Jangan disunat kebanyakan hanya untuk kepentingan pribadi," katanya.

Kepala Dinas Sosial Karanganyar, Sugeng Raharto, mengatakan, pencairan BPNT secara cash and carry ditangani PT Pos.

"Penggunaannya tetap untuk beli sembako sebagaimana tujuan BPNT. Bagaimana nanti realisasi di lapangan, silakan langsung ke kantor pos," ujarnya singkat via whatsapp.

1224