Moskow, Gatra.com- Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pada Rabu bahwa 498 tentaranya telah tewas di Ukraina. Pejabat Rusia dilaporkan mengakui pada Minggu telah jatuh korban, tetapi ini adalah pertama kalinya negara itu mennyebutkan jumlah tertentu.

Angka itu, bagaimanapun, sangat kontras dengan angka yang dikutip oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Selama pidato video pada hari Rabu, Zelensky mengatakan bahwa hampir 6.000 tentara Rusia tewas dalam waktu enam hari.

"Pikirkan jumlah ini: hampir 6.000 orang Rusia tewas. Militer Rusia. Dalam enam hari perang," kata presiden Ukraina itu. "Ini belum termasuk kerugian musuh semalam. Enam ribu. Untuk mendapatkan apa? Dapatkan Ukraina? Tidak mungkin."

Rusia juga mengatakan bahwa 1.597 tentaranya terluka di Ukraina.

Sementara itu, Ukraina melaporkan bahwa lebih dari 2.000 warga sipilnya tewas akibat konflik tersebut. "Anak-anak, wanita dan pasukan pertahanan kehilangan nyawa mereka setiap jam," kata layanan darurat Ukraina dalam sebuah pernyataan, menurut Reuters.

Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan pada hari Selasa bahwa AS telah melihat "indikasi bahwa moral lesu di beberapa unit ini" karena perlawanan Ukraina dan mengatakan pasukan Rusia tidak membuat banyak kemajuan menuju kemajuan mereka ke ibukota Ukraina.

Pejabat itu mengatakan bahwa kurangnya kemajuan antara Senin dan Selasa menuju Kyiv disebabkan oleh "tantangan bahan bakar dan logistik," seperti kekurangan pangan.

Perkembangan itu terjadi kira-kira seminggu sejak Rusia memulai invasinya ke Ukraina, yang sejak itu menuai kritik dari komunitas internasional, dengan cepat menyatukan orang-orang untuk menunjukkan solidaritas bagi Ukraina.

Solidaritas itu terutama diperlihatkan pada hari Selasa sebelum dan selama pidato kenegaraan pertama Presiden Biden, di mana Biden dan sekelompok anggota parlemen bipartisan mengenakan warna kuning dan biru Ukraina.