

Blora, Gatra.com- Dinas Kesehatan Kabupaten Blora menyebut, sebanyak 10 Puskesmas kini sudah bisa melayani pengobatan penyakit HIV. Puskesmas itu tersebar di 10 titik, di 5 Kecamatan, yaitu Puskesmas Japah, Tunjungan, Ngawen, Doplang, Menden, Jiken dan Puskesmas Sambong.
"Di 10 Puskesmas itu, sudah ada petugas pelayanan pengobatan termasuk konseling bagi penderita HIV, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Sutik, Rabu (2/3).
Bagi yang dinyatakan positif HIV, Sutik meminta mereka melakukan pengobatan rutin, dengan mengonsumsi obat antiretroviral (ARV). Obat yang diberikan gratis, bisa diperoleh di Puskesmas maupun di rumah sakit.
Sutik menjelaskan, HIV yang tidak segera ditangani, akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
"Dengan pengobatan ARV ini kalau penderita HIV hamil, kemungkinan besar tidak akan menularkan penyakitnya pada bayi yang dikandungnya. Selain itu, daya tahan tubuh akan semakin meningkat," jelasnya.
Lebih lanjut Sutik menjelaskan, Dinas Kesehatan Blora bersama Puskesmas, selama ini aktif melakukan deteksi dini penderita HIV. Salah satunya dengan menggelar kegiatan voluntary counselling and testing (VCT) mobile.
Dari kegiatan gelar VCT mobile, yang dilakukan pada bulan Ferbuari 2022, ditemukan 17 orang penderita baru HIV. Menurutnya, sasaran VCT adalah kelompok yang rentan tertular penyakit HIV/AIDS.
Mereka adalah, para pekerja seks komersial (PSK) serta warga binaan atau narapidana di rumah tahanan negara (Rutan) Blora.
Kegiatan digelar rutin setiap tahun. Pada bulan Februari lalu kami memeriksa 239 orang dalam VCT mobile. Mereka adalah para PSK dan warga binaan rutan. Dari kegiatan itu ditemukan sebanyak 17 orang penderita HIV, ungkapnya.
Meski begitu, lanjutnya, temuan kasus itu mengalami penurunan jika dibanding tahun lalu sebanyak 27 kasus.
"Jumlahnya dari tahun lalu menurun. Dan kita berharap dengan kegiatan konseling itu angkanya bisa terus menurun dari tahun ke tahun," ungkapnya.