Home Internasional Sialnya Sektor Wisata: Covid-19 Melandai Terbitlah Invasi Rusia

Sialnya Sektor Wisata: Covid-19 Melandai Terbitlah Invasi Rusia

Moskow, Gatra.com - Dua tahun Covid-19 melanda dunia, seharusnya tahun 2022 ini menjadi tahun kebangkitan pariwisata dunia. Angka kasus Covid-19 mulai terkendali, beberapa negara mulai membuka kembali perbatasan dan melonggarkan aturan-aturan ketat protokol kesehatan.

Namun apa mau dikata, invasi Rusia ke Ukraina membuyarkan harapan manis tersebut. Baik perusahaan penerbangan maupun biro perjalanan kini kembali menghadapi penutupan udara, pembatalan penerbangan dan ketidakjelasan perjalanan internasional.

Bagaimana tidak. Lebih dari 30 negara menutup ruang udara mereka dengan Rusia, demikian juga Rusia yang membalas menutup ruang udaranya terhadap 37 negara. Ruang udara di atas Ukraina, Moldova dan juga Belarus juga ditutup.

Konsekuensi jangka pendeknya, pembatalan penerbangan dan juga pengalihan rute akan terjaid dan menjadi PR bagi perusahaan penerbangan. Namun, konsekuensi jangka panjang juga sudah terbayangkan.

Yang pertama adalah kenaikan harga minyak. Sampai degan hari ini harga minyak sudah mencapai US$112 per barel, dipicu kekhawatiran investor minyak dari Rusia akan dibatasi bahan dilarang untuk diekspor.

Naiknya harga minyak ini akan sangat berpengaruh terhadap harga tiket pesawat, terutama beberapa penerbangan harus mengubah rute lebih jauh/memutar karena ada penutupan ruang udara di sekitar Rusia.

Kedua, kekhawatiran akan keselamatan penerbangan. Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa )EASA) telah mengeluarkan peringatan resiko tinggi” untuk pesawat-pesawat komersial melintas di wilayah dekat prebatasan Ukraina.

Ruang udara di atas Rusia, Belarus, Polandia, Slovakia, Hungaria, Rumania dan Moldova, juga beresiko tinggi untuk dilewati.

Tentu masih lekat dalam ingatan, pesawat Malaysia Airline MH17 yang ditembak jatuh tahun 2014 di sekitar timur Ukraina yang menewaskan seluruh 298 penumpang dan kru pesawatnya. Pesawat naas ini diduga korban salah tembak oleh milisi pro Rusia yang berada di kawasan itu.

ilustrasi pelancong di airport (Dok.Pixabay)

Yang ketiga, akan mewabahnya kembali Covid-19 yang telah melandai di beberapa negara Eropa. WHO sudah menyatakan, bahwa perang yang menghadirkan pengungsi di beberap anegara tetangga Ukraina, berpotensi untuk menaikkan kembali angka kasus Covid-19.

Salah satu direktur WHO, Dr. Mike Ryan, mengatakan bahwa sekumpulan orang, bahkan berjumlah hingga jutaan, sangat rentan terinfeksi berbagai penyakit, termasuk Covid-19. “Awalnya virus menyebar di antara mereka sendiri, lama kelamaan menyebar keluar,” katanya dalam konferensi pers, seperti dilansir CNN.

Keempat, hilangnya pendapatan suatu negara dari sektor pariwisata. Merujuk pada Asosiasi Biro Perjalanan di Rusia (ATOR), turis Rusia yang pergi keluar negeri berjumlah 10,1 juta orang selama 2021. Hampir 50% pergi ke Turki sebagai tujuan wisata.

Sebenarnya pada awal 2022, data menunjukkan bahwa pemesanan tiket pesawat sudah cukup tinggi untuk bulan Maret hingga Mei, dengan Turki, UAE, Maladea dan Thailand sebagai negara-negara tujuan wisata turis Rusia.

Dengan adanya invasi Rusia ke Ukraine, bisa dipastikan bahwa turis Rusia akan kesulitan untuk keluar dari tanah airnya. Memang tidak semua negara mengenakan sanksi penutupan ruang udara terhadap turis Rusia, namun, kondisi ekonomi di Rusia, dengan kerasnya sanksi-sanksi ekonomi yang Barat berikan kepada Rusia, bisa membuat perekonomian Rusia memburuk.

Terakhir, ketidakpastian. Dari investor hingga pelancong, semuanya tidak menyukai ketidakpastian. Perang di Ukraina menyababkan ketidakpastian: mulai dari penutupan pelabuhan, keterlambatan pengapalan barang komoditi mulai dari gandum hingga minyak mentah.

Saham-saham perusahaan penerbangan mulai berjatuhan. Bristish Airways, Lufthansa, EasyJet, tercatat mengalami penurunan saham sejak pecah perang Ukraina-Rusia.

Ketidakpastian juga dialami para turis yang ingin keluar negeri. Dampaknya, biro-biro perjalanan kini sibuk menerima telepon dari para calon turis yang mulai khawatir tiket mereka hangus sehingga meminta pemesanan tiket yang lebih fleksibel.

Tentunya, dampak di bidang pariwisata ini tidak bisa dibandingkan dengan derita lahir batin warga Ukraina yang harus mengalami bencana kemanusiaan akibat invasi Rusia ini.

Tapi tampaknya, sektor pariwisata nampaknya belum diizinkan untuk bisa bernafas lega setelah 2 tahun terhimpit Covid-19.

105