Home Pendidikan KKN Tematik UNS mBangun Desa: Digitalisasi Meningkatkan Taraf Hidup di Desa

KKN Tematik UNS mBangun Desa: Digitalisasi Meningkatkan Taraf Hidup di Desa

Wonogiri, Gatra.com - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, kembali menggelar kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Karena kondisi masih pandemi, KKN yang mengambil tema mBangun Desa di Desa Sambiharjo dan Desa Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri ini, ini mewujudkan digitalisasi desa, untuk membantu masyarakat dalam pemulihan ekonomi.

Selain itu, peserta KKN juga memberikan bimbingan pengelolaan media sosial sebagai sarana optimalisasi produk UMKM. Desa di pesisir pantai selatan jawa ini, memiliki berbagai potensi seperti produk gula jawa, rengginang, keripik pisang, dan anyaman bambu.

Mahasiswa peserta KKN melakukan beberapa pendampingan proses digitalisasi, mulai dari pemahaman pentingnya diferensiasi produk untuk memberikan nilai tambah atas produk UMKM dan pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian. Gula jawa yang selama ini diproduksi secara tradisional, diubah dengan variasi tambahan rasa jahe dan sereh.

Selain itu, mahasiswa juga memberikan dampingan untuk branding dan packaging produk baru tersebut. Kemudian mahasiswa KKN Desa Sambiharjo bersama pihak UMKM menyetujui penamaan inovasi produk ini dengan nama GUJAHE (Gula Jawa Jahe). Dengan pengolahan yang relatif sama, namun harga jual dapat berlipat, melalui social media yang saat ini sangat bisa diandalkan.

Dosen Pendamping Lapangan (DPL), Khresna Bayu Sangka, Ph.D, menyatakan bahwa digitalisasi merupakan hal yang tidak bisa dihindari lagi. "Semua berhak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan taraf hidup. Seperti esensi dari tujuan KKN itu sendiri yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup warga," ungkapnya.

Program digitalisasi ini juga selaras dengan tujuan pemerintah Kabupaten Wonogiri, dengan tagline: Mewujudkan Wonogiri yang Maju, Mandiri dan Sejahtera dengan Semangat Go Nyawiji Sesarengan Mbangun Wonogiri, yang melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Wonogiri, difokuskan pada pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB).

Nomor Induk Berusaha (NIB) merupakan identitas Pelaku Usaha dalam rangka pelaksanaan kegiatan berusaha dan berlaku selama menjalankan kegiatan usaha sesuai ketentuan perundang-undangan.

Dengan adanya NIB ini, maka pelaku UMKM dapat membuktikan secara legalitas Penanaman Modal atau Berusaha yang juga sekaligus merupakan Pengesahan Tanda Daftar Perusahaan.

Selama KKN berlangsung, Desa Sambiharjo berhasil mendaftarkan 280 NIB baru, sedangkan Desa Gunturharjo menyumbang sejumlah 385 NIB, dari total 2.500 NIB baru di kecamatan Paranggupito.

"Pencapaian yang sangat luar biasa, dan dapat disetarakan dengan 10 tahun pelayanan NIB di DPMPTSP Wonogiri itu sendiri," kata Kepala DPMPTSP Eko Subagyo, S. H., M. H., pada acara penarikan mahasiswa KKN UNS, (2/2) lalu.

Program digitalisasi yang dilakukan oleh para mahasiswa KKN Desa Sambiharjo dan Desa Gunturharjo sangat bervariatif antara lain: 1) pembuatan video profil desa yang kemudian akan diunggah di media sosial; 2) Pembuatan peta administrasi desa dan tiap-tiap dusun; 3) Pengoptimalan informasi desa pada website desa masing-masing; 4) dan pemetaan pantai-pantai desa yang potensial sebagai tempat wisata.

Pada digitalisasi di Desa Sambiharjo memotret potensi-potensi desa yang ada seperti keindahan alam dari pegunungan karst yang berjejer tak putus-putusnya, pertanian lahan kering yang menghidupi begitu banyak warga desa, hingga semangat belajar dari adik-adik TK dan sekolah dasar dalam mengenyam bangku pendidikan dasar.

Semua kearifan lokal desa telah terekam manis dalam video yang telah dibuat. Peta administrasi yang dibuat memudahkan warga sekitar dan luar untuk menetahui seluk beluk tiap dusun. Juga pengoptimalan website desa membantu menyebarkan informasi desa ke dunia digital.

Digitalisasi pada Desa Gunturharjo juga tidak lepas dari potensi yang dimiliki oleh wilayah ini. Pemotretan dengan hasil akhir pembuatan video promosi desa wisata dilakukan di antaranya dengan memperkenalkan kearifan lokal asli warga Gunturharjo, dimana warga di sini bekerja sebagai petani dengan menggunakan lahan sistem tumpangsari serta peternak.

Keenam pantai di Desa Gunturharjo, yakni Pantai Nampu, Pringjono, Puyangan, Waru, Karang Payung, dan Karang Bang juga tidak lepas dari perhatian kami untuk ikut serta dalam video promosi desa wisata yang dibuat.

Selain itu, kuliner khas dari Desa Gunturharjo, yakni gula jawa dan rengginang juga dikenalkan kepada masyarakat melalui video promosi desa wisata ini.

Selanjutnya, KKN di Desa Gunturharjo juga bekerjasama dengan Bina Taruna Desa Gunturharjo dalam mengelola akun instagram yang nantinya bisa digunakan untuk membagikan ciri khas dari desa ini, khususnya pada tempat wisata dan kulinernya.

Program kerja yang dilakukan secara simultan selama 45 hari, dirasakan sangat bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat penerima manfaat di kedua lokasi, meningkatnya literasi digital masyarakat yang diharapkan membawa manfaat positif yaitu peningkatan kesejahteraan warga desa lokasi KKN.

241