Home Regional Pembukaan Lahan Sawit PT PNM di Papua Rugikan Masyarakat Adat Namblong

Pembukaan Lahan Sawit PT PNM di Papua Rugikan Masyarakat Adat Namblong

Jakarta, Gatra.com - PT. Permata Nusa Mandiri (PT PNM) kembali beroperasi membuka lahan di Kabupaten Jayapura, Papua sejak awal Januari 2022.

Ketua Organisasi Perempuan Adat Namblong, Rosita Tecuari menyebut, akibat operasi ini, masyarakat adat Namblong mengalami banyak kerugian. Mulai dari hilangnya margasatwa di hutan adat, hingga kerugian di sisi ekonomi masyarakat adat.

"Pohon sagu yang sebenarnya menjadi makanan utama bagi kami itu sudah digusur. Jadi kami merasa kehilangan mata pencaharian," katanya dalam konferensi pers secara virtual pada Senin (7/3).

Rosita menjelaskan, sebagian besar masyarakat adat di Distrik Namblong berprofesi sebagai petani dan peramu obat tradisional. Sedangkan, bahan baku ramuan obat tradisional ini didapat dari hutan adat di sana.

"Kami hidup dari meramu di tempat itu. Tetapi dengan penebangan yang sudah terjadi di wilayah tersebut, akhirnya kami kehilangan mata pencaharian," ujarnya.

Terlebih, lanjutnya, bagi perempuan adat, sumber pencaharian ini sangat penting. Pasalnya, lebih dari 30 tahun, hutan adat Namblong menjadi salah satu destinasi wisata bagi para turis mancanegara.

"Jadi tempat turis datang untuk melihat burung cendrawasih, kasuari, dan lainnya. Dari situ kami bisa hidup, kami bisa mendapat sedikit penghasilan, selain meramu," jelasnya.

Diketahui, PT PNM adalah perusahaan sawit yang sedang membuka hutan di atas tanah adat masyarakat Namblong di Genyem. Perusahaan ini mendapat izin pelepasan kawasan hutan dari Kementerian kehutanan dengan Nomor SK680/Menhut-II/2014.

271