Kyiv, Gatra.com - Pihak Ukraina mengecam proposal yang diajukan pihak Rusia, yang disebut Rusia sebagai koridor kemanusiaan. Proposal Rusia ini memang patutu dipertanyakan, karena Rusia bersedia untuk melakukan jeda perang dan menyediakan koridor bagi para pengungsi warga Ukraina, untuk menuju Rusia dan Belarusia.

Juru Bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebutkan bahwa proposal itu “tak bermoral”. “Warga Ukraina harus diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi melalui koridor Ukraina,” ujarnya.

Usulan Rusia ini lahir setelah adanya pembicaraan telpon lebih dari satu jam antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Namun juru bicara Istana Kepresidenan Prancis membantah bahwa Presiden Macron yang meminta disediakan koridor menuju Rusia.

“Presiden Macron sama sekali tidak pernah meminta ataupun menerima ide adanya koridor (pengungsi) menuju Rusia setelah pembicaraan per telepon dengan Presiden Putin,” ujar juru bicara Kepresidenan Prancis, demikian dikutip dari BBC.

Presiden Macron, lanjutnya, terus menerus meminta kepada Presiden Putin untuk memberikan kebebasan bagi warga Ukraina untuk mengungsi dan mengizinkan bantuan masuk ke Ukraina.

“Proposal koridor itu merupakan cara Putin untuk menciptakan narasi bahwa Ukraina-lah yang menjadi agresor saat ini dan Rusia lah yang memberikan suaka bagi para pengungsi,” kata jubir Kepresidenan prancis.

Sebelumya diberitakan, bahwa Rusia akan membuka apa yang Kremlin sebut sebagai “koridor kemanusiaan” yang membolehkan warga Ukraine untuk mengevakuasi diri. Berdasarkan informasi yang dipublish oleh kantor berita Rusia RIA Novosti, penduduk sipil dapat meninggalkan Ukraina menuju Rusia dan Belarus.

Koridor dari ibukota Ukraina, Kyiv, akan menuju ke arah Belarus, sekuru Rusia. Sementara penduduk di kota Kharkiv akan melewati koridor menuju Rusia. Lalu penduduk kota Mariupol dan Sumy akan diseidkan koridor menuju kota lian di Ukraina dan juga menuju Rusia.