Banyumas, Gatra.com - Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menyambut baik inisiatif trah Keraton Yogyakarta dalam upayanya mengajukan Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II sebagai pahlawan nasional.

Pada Senin (7/3), Afif menerima kunjungan trah Keraton Yogyakarta. Dalam kesempatan itu, Afif meminta kepada tim riset daerah untuk meneliti secara detail dan mendalam terkait sejarah lahirnya Sri Sultan HB II atau yang sebelumnya bernama Raden Mas Sundoro di lereng Gunung Sindoro, sehingga mampu menghasilkan bukti sejarah yang berkualitas.

Dia meminta seluruh unsur terkait untuk menggali dan meneliti secara mendalam sampai akar-akarnya sehingga didapatkan rekomendasi informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik secara luas. “Selain itu saya minta diadakan diskusi terbuka dengan menghadirkan tokoh sejarah yang benar-benar memahami seluk-beluk kesejarahan,” kata Afif, di Wonosobo.

Sementara, Filolog Universitas Gajah Mada (UGM) sekaligus peneliti sejarah keberadaan HB II, Mahnu Widyo Seputro menjelaskan, HB II lahir dan tumbuh dewasa di Lereng Gunung Sindoro sebelah barat. Setelah pindah di Keraton Jogjakarta berganti nama menjadi Pangeran Adipati Anom, yang pada akhirnya diangkat menjadi raja Yogyakarta dengan nama Sri Sultan Hamengku Buwono II, menggantikan ayahnya atau HB I.

Mahnu menjelaskan, HB II Menyusun Undang-Undang yang disebut Paugeran Serat Suryo Rojo. Sayangnya, sampai saat ini masih menjadi misteri karena tak satupun orang yang bisa membacanya.

"Saya mendapat dari naskah Babat Jogjakarta Jilid 1 yang belum tergarap dengan baik. Upaya kami adalah berjuang untuk beliau agar mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, ini didasari jiwa nasionalismenya melawan penjajah semasa hidupnya,” kata Mahnu.